Strategi Pemasaran dan Promosi dalam Usaha Pembenihan Lele
Pengertian Pemasaran yang mudah dipahami salah satunya disampaikan oleh Tung Dasem Waringin yang dimuat di laman projasaweb.com menyebutkan bahwa pemasaran merupakan media komunikasi dalam mendapatkan nilai plus yang jauh lebih tinggi pada produk.
Dalam laman yang sama pemasaran disebutkan sebagai sebuah perencanaan yang didalamnya melibatkan pengelolaan jasa dan barang, penetapan harga, kegiatan promosi sekaligus distribusinya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pemasaran sendiri meliputi:
1. Digital Marketing
2. Search Engine Optimization (SEO)
3. Search Engine Marketing (SEM)
4. World of Mouth Marketing
5. Call to Action (CTA)
6. Relationship Marketing
Penjelasan untuk masing-masing jenis pemasaran adalah sebagai berikut:
Digital marketing merupakan pemasaran yang mengunakan teknologi digital sebagai sarana/medianya, bisa melalui medsos, SEO, SEM, dll. SEO adalah salah satunya, yakni dengan melakukan sejumlah langkah optimasi agar websitenya ada pada peringkat teratas mesin pencarian. Sedangkan SEM apabila diwujudkan dalam bentuk iklan digital.
Cara manual yang ampuh yakni dengan world of mouth marketing yaitu review dari mulut ke mulut.
Call to action (CTA) berarti dengan menggunakan website untuk mengenalkan dan memasarkan produk.
Relationship marketing merupakan teknik pemasaran yang melibatkan keloyalan konsumen, sehingga lebih mudah mengenalkan produk baru.
Pemasaran sendiri memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
- fungsi pertukaran
- fungsi ditribusi fisik
- fungsi perantara
Tujuannya yaitu
- mengenalkan produk
- mencapai target pejualan
- memastikan kepuasan konsumen
- menyusun strategi lanjutan
- bermitra
Intinya sekalipun produk yang dihasilkan bagus, seorang oengusaha tetap harus menyusun strategi pemasaran agar produknya laku terjual nantinya.
Strategi pemasaran dalam https://www.jurnal.id/id/blog/cara-efektif-memasarkan-bisnis-ikan-lele/ disebutkan ada 8 langkah.Langkah tersebut antara lain:
1. membuat kerja sama dengan pengusaha kuliner berbahan baku lele
2. menyuplai lele dipasar untuk memenuhi kkebutuhan padar
Tiga minggu setelah penetasan telur, larva lele telah tumbuh menjadi benih-benih lele berukuran 1-2 cm.
Benih Lele
Benih-benih ini pun siap untuk memasuki tahap pendederan. Pendederan merupakan proses pemeliharaan benih hasil "penetasan telur-pemeliharaan larva" hingga mencapai ukuran tertentu yang siap untuk ditebar di kolam pembesaran.
Tahap pendederan sangat krusial dalam Pembenihan, karena bertujuan untuk membiasakan benih lele dengan makanan dan lingkungannya. Selain itu juga dimanfaatkan untuk sekaligus menggolong-golongkan benih lele berdasarkan kualitas dari kecepatan pertumbuhannya.
Tempat yang dipergunakan untuk pendederan diatur kondisi lingkungannya dalam rangka menekan mortalitas/kematian dari benih lelenya. Pasalnya benih-benih ini masih sangat rentan terhadap serangan hama.
Pendederan meliputi dua segmen, yaitu
segmen satu /tahap pertama : pemeliharaan benih 1-3 cm selama 2-3 minggu sehingga mencapai ukuran 3-5 cm
segmen dua / tahap kedua : pemeliharaan benih 3-5 cm selama 30 hari sehingga mencapai ukuran 8-12 cm
Adapun tahapan-tahapan pendederan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Kolam Pendederan
kolam disarankan tidak terlalu luas untuk mempermudah pengontrolan
luas kolam yang bisa digunakan 2x3 m2 atau 3x4 m2
kedalaman kolam 0,75 cm - 1 m
dilengkapi kamalir (cerukan kecil yang lebih dalam dibanding lainnya untuk menampung panenan benih)
jika menggunakan kolam tembok atau tanah gunakan jaring halus agar benih tidak bisa melintasi saluran air
disarankan menggunakan kolam jaring
keringkan kolam untuk membunuh bibit penyakitnya
tambahkan pupuk berupa kotoran ayam kurang lebih 200-300 gram/m2, selain itu juga pupuk TSP dan urea 10 gram/m2 untuk menyuburkan kolam tanah
tambahkan pula 25-30 gram/m2 kapur dolomit untuk menaikkan tingkat keasaman tanah dan membantu membunuh bibit penyakit
isi air dengan kedalaman 40-50 cm agar benih dapat mengambil oksigen dengan baik
biarkan kolam selama seminggu dengan tujuan menumbuhkan pakan alami
2. Penebaran atau Pelepasan benih
pastikan menebar benih 1-3cm / umur 3 minggu dengan kepadatan yang sesuai yaitu 500-700 ekor/m2
lakukan pada pagi atau sore untuk menghindari stress benih
masukkan benih dalam wadah penuh air kolam
masukkan wadah ke kolam pendederan, lalu miringkan untuk melepas benih ( air wadah menyatu dengan air kolam)
3. Pemeliharaan Benih
Untuk memelihara benih ada tiga hal utama yang diperhatikan yaitu
pakan : Pakan diberikan tiga kali dalam sehari, dalam bentuk tepung pelet. tepung pelet yang digunakan memiliki kadar 40%. tidak boleh memberi pakan berlebihan karena bila tidak habis membuat sisa pelet menumpuk dan membentuk amonia yang beracun bagi ikan/
kualitas air : menggunakan air mengalir sistem paralon dengan debit kecil.
hama dan penyakit : pencegahan hama seperti belut , katak, kadal dan ular dengan menggunakan anyaman bambu untuk menutup kolam, serta menjaga kualitas dan kuantitas air untuk mencegah penyakit yaitu dengan menjaga pH air.
4. Pemanenan Segmen 1
dilakukan 2-3 mingggu setelah ukuran menjadi 3-5 cm
waktu yang paling baik adalah pagi atau sore
kolam dikeringkan hingga menyisakan air di kamalir
benih diambil dengan sair
tingkat mortalitasnya sekitar 25-30 % dari jumalh yang ditebar
cara menyeleksi bibitnya menggunakan grader (saringan dengan diameter tertentu) ukuran 3-5 cm.- benih grade a yang dipanen dalam waktu 18 hari
Grader/alat grading
benih grade b yang dipanen 21 hari
sisanya benih grade c
5. Pendederan Tahap Kedua
langkah-langkahnya sama dengan pendederan tahap satu hanya saja kepadatannya menjadi 250-300 ekor/m2
Tahapan setelah Pemijahan Ikan Lele adalah Pemanenan Telur dan Penetasan Telur
Sebenarnya pada saat mempersiapkan kolam untuk pijah, sebaiknya pembudidaya sekaligus mempersiapkan kolam penetasan. Mengapa? Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat mortalitas pada larva lele baik karena keadaan abiotik kolam pijang yang kurang sesuai dengan kebutuhan larva juga karena ancaman dari induknya sendiri.
Kolam penetasan disarankan menggunakan akuarium. Pasalnya kolam yang langsung terkena sinar matahari dan hujan dapat menyebabkan kematian pada larva dikarenakan suhu tidak stabil.
Kolam penentasan diisi dengan air dengan ketinggian 20-30 cm, lalu diberi methylen blue.
Methylen blue merupakan bakterisida dan fungisida untuk akuarium, sehingga air untuk penetasan terjamin kesterilannya dari bibit penyakit.
Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan methylen blue adalah 2mg/liter.
Kolam penetasan dilengkapi dengan dua alat penting:
1. aerator : untuk mengaerasi kolam/menambah jumlah oksigen terlarut.
2. water heater : untuk meningkatkan suhu air, sehingga tercipta kondisi ideal 24-26 derajat Celcius.
Telur ikan lele sendiri bersifat adesif/melekat kuat pada substrat, sehingga akan menempel pada kakaban yang disediakan pada kolam pijah.
Keesokkan hari setelah pemijahan telur-telur yang menempel pada kakaban tersebut diangkat dengan hati-hati untuk dipindahkan ke kolam penetasan.
Posisi kakaban disesuaikan agar rata dan memastikan telur-telur berada dibagian bawah dan terendam air.
Telur-telur yang berhasil dibuahi akan berwarna kuning cerah kecoklatan, selain itu pada permukaan kolam tampak seperti ada lapisan minyak. Sedangkan telur-telur yang gagal dibuahi akan berwarna putih.
Oleh karena itu telur-telur ini perlu dipindahkan segera agar tidak mengkontaminasi telur yang sehat.
Penetasan telur sendiri dapat terjadi 18-24 jam setelah pemijahan.
Perawatan Telur
Untuk menjaga kualitas air selama menunggu penetasannya, air diberi sedikit aliran melalui aerasi menggunakan aerator.
Jika penetasan berhasil maka larva akan berkumpul di dasar kolam. Kakaban kemudian dipindahkan/diangkat.
Larva tetasan akan mulai menyebar setelah berumur 2 hari, sampai 3 hari pembudidaya tidak perlu memberi pakan sebab sumber makanan larva berasal dari kuning telurnya sendiri.
Pada hari keempat barulah pakan alami diberikan yaitu berupa cincangan cacing rambut/tubifex atau kutu air/daphnia. Frekuensi pemberian pakan adalah dua kali sehari pagi dan sore hari. Alasan pemberian pakan alami adalah menghindari penurunan kualitas air akibat sisa pakan buatan yang mengendap.
Untuk mempertahankan kehidupan larva ini pembudidaya harus rajin mengganti air yakni setiap 2-3 hari sekali, dengan teknik penyiponan.
Teknik ini menggunakan selang yang diisap lalu diarahkan ke dasar kolam untuk membersihkan kotoran di dasar kolam tersebut. Air yang diganti kurang lebih 50-70%.
Proses pemeliharaan ini berlangsung 7-10 hari hingga larva siap dipanen sebagai benih ukuran 1-1,5 cm.
Makhluk yang satu ini tidak lagi asing bagi kita. Pandemi COVID-19 telah membuat kita cukup mengenalnya. Berbagai media telah membahasnya dengan lengkap. Setiap hari hingga hari ini update jumlah kasus, pasien yang sembuh, atau bahkan pasien yang meninggal, menghias timeline.
Ya, virus, si makhluk super imut atau bisa dibilang super mini punya kemampuan infeksi yang luar biasa, hingga dapat menyebabkan kematian.
Yuk pelajari bersama!
Virus merupakan parasit obligat intraseluler yang bersifat infektisius.
Virus tidak memiliki ciri kehidupan, virus tidak melakukan metabolisme, dia tidak tumbuh dan berkembang.
Namun virus dapat menggunakan inangnya untuk mereplikasi dirinya.
Virus merupakan organisme dengan dua fase, yaitu
a. fase virion/tidak hidup
b. fase dalam sel yang terinfeksi/hidup
Sejarah Penemuan Virus
Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek membuka jendela dunia mikroorganisme. Dikenalah bakteri yang kemudian dinyakini sebagai sumber dari berbagai penyakit pada masa itu.
Tidak terkecuali ketika mewabahnya penyakit pada tembakau di akhir abad 18, di mana tembakau merupakan komoditas ekonomi.
Dalam laman Science Direct tercatat Adolph Mayer (Direktur Percobaan Pertanian di Wageningen, Belanda) melakukan penelitian terhadap penyakit itu pada tahun 1879. Penyakit ini kemudian disebutnya dengan Tobacco Mosaic Disease karena penyakit ini menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan menyebabkan munculnya bercak-bercak kuning pada daun tembakau. Mayer menemukan bahwa getah tembakau yang sakit dapat menularkan penyakit tersebut pada tanaman tembakau lainnya. Dia menyimpulkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
Pengetahuan tentang penyakit ini terus berkembang, setelah penelitian yang dilakukan Dimitri Ivanovsky antara tahun 1887-1890. Pada masa itu telah ditemukan chamberland yakni filter porselen dengan memiliki pori-pori halus yang tidak dapat dilewati bakteri. Ivanovsky membuat ekstrak dari daun tembakau sakit lalu menyaringnya menggunakan chamberland, filtratnya kemudian disemprotkan pada tanaman tembakau sehat dan hasilnya tanaman tembakaunya menjadi sakit, maka dia menduga bahwa penyebab penyakit mozaik adalah mikroorganisme yang lebih kecil dibandingkan bakteri atau zat kimia (racun) yang dihasilkan oleh organisme tersebut. Muncul istilah virus, virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun.
Penelitian tentang penyakit mosaik kemudian dilanjutkan Martinus Beijerink, dia yang menduga bahwa penyebab penyakit mosaik ini adalah bakteri sehingga mencoba membiakkan penyebab penyakit ini dalam media tumbuh bakteri bernutrisi, namun hasilnya mikroorganisme ini tidak dapat tumbuh pada media tersebut. Selain itu usahanya menonaktifkan mikroorganisme dengan alkohol juga tidak membuahkan hasil, sehingga dia menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan bakteri. Dia juga membuktikan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan zat kimia/racun setelah menemukan bahwa daya infeksi dari satu tanaman sakit ke tanaman sakit berikutnya tidak berkurang. Hal tersebut berarti penyebab penyakit mosaik ini dapat berkembang biak dalam sel hidup.
Istilah yang diberikan yaitu contagium vivum fluidium artinya cairan penyebab penyakit yang kemudian disebut virus.
Pada tahun 1935, Wendell Meredisth Stanley menemukan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan cairan, tapi merupakan partikel yang dapat dikristalkan, namun bersifat hidup ketika mendapatkan sel inang. Dia kemudian menyebutnya sebagai Tobaco Mosaic Virus (TMV)
Sumber referensi:
Sejarah Penemuan Virus Pertama Kali.https://www.microbeholic.com/2020/04/sejarah-penemuan-virus-pertama-kali.html diakses pada 21 September 2020.
Tobacco Mosaic Virus.https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/tobacco-mosaic-virus. diakses pada 21 September 2020.
Biologi Kelas 10 : Sejarah Penemuan Virus. https://www.youtube.com/watch?v=hzY07E-r5TM&list=PLpr6lhaptptl8udC9U6e8puWxUYNex69k&index=2.diakses pada 21 September 2020.
Isikan data diri terlebih dahulu, untuk dapat melihat soalnya.
Link soal akan terus dibuka, jadi bisa dicoba berulang kali.
Pembahasan soal akan dirilis mulai Senin, 14 September 2020 di chanel Youtube Mrs. Ticha, jangan lupa subcribe dan tekan tombol loncengnya untuk mendapatkan pemberitahuannya.
Sistem klasifikasi modern telah mengaitkan persamaan dan perbedaan makhluk hidup dan mengarahkannya untuk menunjukkan filogeni. Kelompok-kelompok makhluk hidup yang terbentuk untuk menggambarkan hubungan kekerabatan atau filogeni disebut dengan klade. Klade mencakup sekelompok makhluk hidup yang melingkupi leluhur serta keturunannya juga. Dasarnya disebut kladistika, dimana persamaan dan perbedaan ciri dibandingkan untuk menentukan hubungan filogeni/leluhur dengan keturunannya. wujud akhirnya menyerupai pohon bercabang dan sering disebut dengan pohon filogeni atau kladogram.
Pohon filogeni merupakan diagram bercabang yang menggambarkan hubungan evolusi nenek moyang beserta keturunannya. Bagian akarnya mewakili nenek moyangnya, sedang ujung filogeni menggambarkan organisme keturunannya.
Kladogram juga menunjukan kesamaan evolusi antar spesies dan hubungan antar spesiesnya.
Cabang biologi yang mengupas mengenai kesamaan evolusi antar spesies adalah filogenetik.
Adapun jenis-jenis kladogram ada tiga, yaitu:
monofiletik
parafiletik
polifiletik
Ketiganya berbeda pada unsur-unsurnya.
Monofiletik mencakup leluhur beserta keturunannya; parafiletik meliputi leluhur dengan beberapa keturunan saja ; sedangkan polifiletik melingkupi segala macam organisme tanpa nenek moyang yang sama.
Pada pembelajaran sebelumnya, yaitu tentang keanekaragaman hayati, Kalian telah mempelajari bahwa bumi kita ditempati oleh jutaan jenis makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakteristiknya masing-masing. Saat ini kita dengan mudah dapat mengenalinya tidak lain karena jasa para peneliti pada masa itu yang melakukan upaya klasifikasi hingga kemudian melakukan penamaan secara ilmiah.
Apa itu klasifikasi? Klasifikasi merupakan upaya pengelompokkan makhluk hidup dengan dasar-dasar tertentu. Untuk apa? Ya, seperti yang sudah dituliskan sebelumnya tujuannya untuk mempermudah kita mengenali makhluk hidup.
Apakah hanya itu manfaatnya? Yuk renungi bersama! Perhatikan gambar berikut
sumber : https://pxhere.com/
Apa yang akan terjadi jika keadaan seperti gambar di atas diberlakukan di kebun binatang?
Ya... tentu bisa terjadi peristiwa makan dan dimakan antara mangsa dengan pemangsanya, bukannya menjadi tempat rekreasi malah menjadi arena perburuan dari si pemangsa.
Artinya pengelompokkan/pengklasifikasian juga membantu kita menentukan perlakuan terhadap makhluk hidup tersebut. Mengapa? karena tujuan dari klasifikasi itu sendiri di antaranya: 1. mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup 2. membedakan antara satu dengan yang lainnya 3. menyederhanakan obyek studi 4. mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya. 5. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Nah, bagaimana sekarang? sudah lebih paham tentang pentingnya klasifikasi ya? Oh ya, produk/hasil dari klasifikasi adalah kelompok makhluk hidup.
Kita lanjutkan ya Guys, setelah memahami pentingnya klasifikasi, maka selanjutnya kita harus tahu bagaimana prinsip-prinsip dari klasifikasi.
Klasifikasi dibedakan menjadi 3 cara
1. Sistem Klasifikasi Alami
Pada dasarnya sistem alami mengklasifikasikan atau mengelompokkan makhluk hidup didahului dengan pengamatan terhadap ciri fisik/morfologisnya, kemudian makhluk hidup dengan kesamaan ciri akan dijadikan satu kelompok. Misalnya:
Perhatikan data berikut:
Kucing
Ayam
Kelinci
Sapi
Kuda
Bebek
Dengan menggunakan sistem klasifikasi alami kita dapat mengelompokkan hewan dalam data tersebut berdasarkan jumlah kaki misalnya. Hasilnya:
Kelompok hewan berkaki dua: Ayam dan Bebek
Kelompok hewan berkaki empat : kucing, kelinci, sapi, kuda
Klasifikasi Sistem Buatan
Berbeda dengan sistem alami yang hanya menggunakan persamaan morfologi sebagai dasar, klasifikasi sistem buatan menggunakan dasar persamaan dan perbedaan ciri struktur tubuh luar maupun struktur tubuh bagian dalam. Kesamaan struktur dalam umumnya mengakibatkan adanya kesamaan kegunaannya. Sehingga beberapa referensi juga menyebutkan sistem buatan ini mengunakan tujuan praktis seperti kegunaan sebagai dasar.
Misalnya:
bayam
wortel
kangkung
padi
gandum
Berdasarkan data tersebut, kita dapat mengklasifikasikannya menjadi
Kelompok bahan pokok adalah padi dan gandum
Kelompok sayuran adalah bayam, wortel, kangkung.
Sistem ini telah diprakarsai oleh Carolus Linnaeus yang mengklasifikasikan makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan struktur. Kelompok-kelompok hasil klasifikasi disusun bertingkat. Tingkatan kelompok makhluk hidup disebut dengan "takson". Susunan hirearki takson adalah sebagai berikut:
Kingdom
Filum/Divisio
Kelas
Ordo
famili
Genus
Spesies
Semakin tinggi tinggi tingkatan taksonnya maka semakin sedikit persamaannya, anggotanya semakin banyak.
Semakin rendah tingkatan taksonnya maka semakin banyak persamaan, namun semakin sedikit anggotanya.
3. Sistem klasifikasi Modern
Sistem klasifikasi terus berkembang. Dimulai oleh Charles Darwin sistem klasifikasi modern didasari jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson yang sekaligus menggambarkan perkembangan makhluk hidup (filogenik).
Semakin dekat kekerabatannya berarti semakin banyak persamaannya baik struktur dalam, maupun struktur luar, bahkan fisiologisnya. Dasar ini diperkuat dengan biokimia perbandingan, dan genetika modern (diuji kesamaan DNAnya).
Perkembangan Sistem Klasifikasi
1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom
Sistem klasifikasi ini diperkenalkan oleh Aristoteles, dan diajukan juga oleh taksonomi Linnaeus. Makhluk hidup dibagi hanya menjadi dua kingdom, yaitu Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia. Kingdom Plantae beranggotakan seluruh tumbuhan, sedangkan Kingdom Animalia meliputi seluruh hewan. Dasarnya tumbuhan tidak bergerak secara aktif dan bersifat autotrof, sedangkan hewan dapat bergerak aktif dan bersifat heterotrof.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Kelemahan dari sistem klasifikasi dua kingdom diantaranya tidak mempertimbangkan struktur selnya, sehingga tidak mewakili makhluk hidup yang bersifat uniseluler.
Ernst Haeckel di tahun 1866 mengajukan sistem klasifikasi 3 kingdom, sehingga makhluk hidup dibagi menjadi:
Protista
Plantae
Animalia
Protista mewakili organisme yang bukan hewan dan tumbuhan, dengan ciri khasnya uniseluler.
3. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
Penemuan mikroskop elektron menguak dunia mikroskopik dalam sel. Hasil pengamatan menunjukkan ada organisme-organisme yang tidak memiliki membran inti dan ada pula yang memiliki membran inti. Hal ini membuat makhluk hidup secara umum dibedakan menjadi kelompok prokariotik (yang tidak punya membran inti) dan eukariotik (yang mempunyai membran inti). Kelompok makhluk hidup prokariotik dimasukkan dalam kingdom Monera anggotanya adalah bakteri, sehingga 4 kingdom makhluk hidup menjadi:
Monera
Protista
Plantae
Animalia
4.Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Sistem 5 kingdom muncul atas usulan Robert H. Whittaker. Dalam sistem klasifikasi ini jamur yang sebelumnya dimasukkan dalam Kingdom Plantae kemudian menjadi kingdom sendiri yakni Kingdom Plantae. Alasannya karena fungi tidak mampu berfotosistesis, selain itu dinding sel pada fungi tersusun atas kitin (berbeda dengan dinding sel tumbuhan:selulosa). Sehingga pembagian makhluk hidup menjadi
Monera
Protista
Fungi
Animalia
Plantae
5. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Carl Woose mengajukan pembagian Monera menjadi Archae bacteria dan Eubacteria pada tahun 1977, berdasar penambahan domain yang dia cetuskan (domain archae,domain bacteria,dan domain eukarya). Sehingga terdapat 6 kingdom makhluk hidup:
Archaebacteria
Eubacteria
Protista
Fungi
Plantae
Animalia
6. Sistem 2 Domain dengan 7 Kingdom
Sistem klasifikasi terus berkembang, Thomas Cavalier berbeda pendapat dengan Carl Woose sebab dia hanya membagi makhluk hidup ke dalam 2 domain, yakni Prokarya dengan Eukarya. Domai Prokarya meliputi bakteri dan archae, sedangkan domain eukarya meliputi protozoa, chromista, fungi, plantae, dan hewan.
Pada sistem klasifikasi 7 kingdom, Protista dipecah menjadi dua kingdom:
protozoa mewakili makhluk hidup uniseluler yang memiliki ciri seperti hewan (bergerak aktif dan heterotrof)
chromista mewakili semua uniseluler ataupun multiseluler sederhana yang memiliki kloroplas sehingga bersifat autotrof.
Berikut ini adalah gambaran dari 2 domain dengan 7 kingdom:
Sumber Referensi: https://blog.ruangguru.com/apa-saja-prinsip-dan-dasar-klasifikasi-mahkluk-hidup diakses pada Minggu, 7 September 2020 https://www.matain.id/article/2019/0609/mengenal-taksonomi-klasifikasi-organisme-yang-terus-berkembang.html diakses pada Minggu, 7 September 2020 https://budisma.net/2019/10/apa-yang-dimaksud-dengan-klasifikasi-modern.html diakses pada Minggu, 7 September 2020 https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/perkembangan-sistem-klasifikasi-6747/diakses pada Minggu, 7 September 2020
Seorang pelajar asal Cilacap melaporkan hasil penelitiannya dengan judul "Kandungan Zat Awet Muda dalam Gedhang". Laporan ini kemudian dipublikasikan secara nasional, dan dibaca oleh masyarakat Jawa Barat. Apa yang kemudian terjadi?
Jika mereka kemudian tidak membaca secara lengkap penelitian tersebut, dan langsung praktek berdasarkan judul, maka mereka akan mengonsumsi buah pepaya. Mengapa? karena "gedhang" dalam bahasa sunda berarti Pepaya.
Tentu ini berbeda dengan maksud si peneliti, sebagai orang jawa "gedhang" merupakan nama lokal dari pisang sehingga obyek penelitian yang sesungguhnya adalah pisang bukan pepaya.
Ini hanya gambaran sederhana bahwa penggunaan nama lokal sangat tidak memungkinkan dalam dunia penelitian. Tidak hanya antar suku dalam satu negara, perbedaan nama lokal juga antar negara di dunia. Artinya dibutuhkan suatu sistem penamaan yang berlaku secara international, sehingga tidak terjadi kesalahan pengenalan obyek karena perbedaan nama lokalnya.
Nah, sistem penamaan yang dimaksud adalah sistem penamaan ilmiah yang dikenal dengan "binomial nomenclatur" yang dicetuskan oleh Carolus Linnaeus. Sistem penamaan ini menggunakan bahasa latin yang merupakan bahasa yang tidak mengalami perubahan tata bahasa atau kosa kata dan dimengerti oleh ilmuwan pada masa itu.
Nama ilmiah terdiri dari dua kata, kata pertama sebagai penunjuk nama genus sedang nama kedua sebagai penunjuk spesies. Adapun aturannya adalah sebagai berikut:
a. nama spesies terdiri dari dua kata dari bahasa latin
b. huruf pertama penunjuk nama genus ditulis huruf besar
c. huruf pertama penunjuk nama spesies ditulis huruf kecil
d. penulisan menggunakan huruf miring atau digaris bawahi, bisa juga dicetak tebal
e. garis bawah kata pertama dan kedua harus terpisah
Tambahan:
Nama deskriptor/pemberi deskripsi pertama dicantumkan dibelakang nama spesies cukup singkatan saja, dengan aturan penulisan : diawali kapital, tidak ikut dimiringkan pada penulisan huruf cetak atau tidak digaris bawah pada teknik tulis tangan. Contohnya: Durio zibethinus Mur
Bila tidak diketahui atau diperlukan penunjukkan jenis (spesies) maka nama spesiesnya (setelah genus) ditulis sp.(untuk hewan) dan spec. (untuk tumbuhan) dengan huruf kecil dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak tebal.
Sebagai negara kepulauan yang diapit oleh benua Asia dan benua Australia, juga diapit samudera Hindia dan samudera Atlantik Indonesia menjadi negara dengan megabiodiversity.
Dengan kata lain bumi pertiwi kita ini memiliki kekayaan plasma nutfah, keanekaragaman jenis, bahkan keanekaragaman ekosistem yang sangat tinggi, baik yang memiliki kemiripan dengan negara tetangga ataupun yang khas asli Indonesia/ endemik.
Pola persebaran fauna di Indonesia
Fauna Indonesia tersebar menjadi tiga bagian, yakni:
1. Bagian Barat Indonesia
2. Bagian Tengah Indonesia
3. Bagian Timur Indonesia
Pola persebaran ini tidak terlepas dari tiga garis imaginer yaitu
Garis Wallace : dicetuskan Alfred Russel Wallace, memisahkan Pulau Kalimantan dengan Sulawesi dan terus memanjang hingga memisahkan Bali dengan Lombok untuk memisahkan fauna Asiatis dengan fauna Australis.
Garis Weber: dicetuskan Max Carl Wilhelm Weber, membatasi bagian timur Sulawesi memanjang melewati Kepulauan untuk membedakan zona Asiatis dengan Australis.
Garis Lydeker, dicetuskan Richard Lydekker, membatasi Indonesia bagian timur dengan daerah Wallace. Membentuk kawasan Wallacea di antara dua garis imajiner ini yang merupakan kawasan/zona peralihan yang kemudian kita kenal dengan bagian tengah Indonesia.
Adapun karakteristik dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
Fauna di Indonesia Bagian Barat
kawasan barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali
mirip dengan hewan di Benua Asia
tergolong tipe asiatis, dengan kekhasan:
1. tidak berkantung 2. banyak jenis kera 3. mamalia besar (ukuran tubuhnya) 4. berbagai reptil 5. burung kecil dengan suara merdu
contoh faunanya:
1. Orang utan, kera, beruang, dan tapir di hutan Sumatera dan Kalimantan 2. Gajah di Sumatera 3. Harimau loreng di Jawa dan Sumatera 4. Macan tutul dan kijang di Jawa, Bali dan Madura. 5. Jalak Bali di Bali 6. Trenggiling ada di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan 7. Keraakas di Kepulauan Bangka Belitung
Fauna di Indonesia Bagian Tengah
kawasan tengah merupakan wilayah wallacea meliputi Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara
zona peralihan dari fauna tipe Asiatis dengan tipe Australis
hewannya endemik indonesia sehingga terancam punah
contoh faunanya:
1. burung maleo di Sulawesi dan Kepulauan Maluku 2. kuskus beruang di Sulawesi 3. Tarsius di Sulawesi 4. Anoa di Sulawesi 5. Babi rusa di Sulawesi Tengah 6. Komodo di Pulau Komodo, NTT. 7. Burung Kakaktua Jambul Kuning di NTT
Fauna di Indonesia Bagian Timur
kawasannya meliputi Kepulauan Maluku dan Papua
termasuk tipe Australis, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mamalia kecil dan berkantung 2. berbagai burung dengan bulu yang indah 3. ikan air tawar terbatas 4. banyak hewan bertanduk
contoh faunanya:
Burung bulu indah : cendrawasih dan kasuari dari Papua, burung Kakaktua Putih , burung Bidadari dan Burung Nuri dari Maluku.
Kangguru pohon di Maluku dan Papua
Burung Mandar Gendang di Pulau Halmahera (endemik Indonesia)
Penemuan mikroskop bermula dari penemuan mikroskop oleh Zacharias Jansen dan Hans Jansens pada tahun 1590. Mikroskop pada kala itu mampu memperbesar obyek hingga 150 kali dari ukuran aslinya. Rancangan Jansen kemudian dikembangkan oleh Galileo yang kemudian menemukan mikroskop optik di tahun 1610. Mikroskop terus berkembang, terlebih setelah seorang Antonie Van Leeuwenhoek mempopulerkan dan memproduksi mikroskop sederhana. Dia bukanlah seorang peneliti melainkan penjual kain yang membuat alat untuk membantu pelanggannya memastikan kain-kain yang dijualnya memiliki kualitas yang unggul. Namun demikian dia sangat tertarik pada dunia mikroskopik. 500 surat laporan sebagai hasil pengamatannya menggunakan mikroskop.Berikut ini adalah wujud dari microskop Leeuwenhoek:
Dengan menggunakan mikroskop ini dia dapat memperbesar bayangan benda hingga 200 kali. Leeuwenhoeklah yang menjadi orang pertama melakukan pengamatan terhadap setetes genangan air juga menemukan mikroorganisme yang kemudian disebutnya dengan animaculate (saat ini dikenal dengan protozoa), bahkan pada masa itu dia telah menemukan keberadaan bakteri.
Pengembangan mikroskop pun terus berlanjut, diantaranya adalah temuan Robert Hooke yang menumpuk lebih banyak lensa pada lempengan perak sehingga mencapai perbesaran yang lebih tinggi. Diapun menjadi orang pertama yang menemukan teori tentang sel. Wujud microskop Hooke adalah sebagai berikut:
Mikroskop Hooke telah menggunakan dua lensa untuk pengamatan, yakni satu lensa obyektif dan satu lagi lensa di dekat mata pengamat yang disebut eyepiece atau saat ini dikenal dengan lensa okuler. Konsep inilah yang kemudian berkembang menjadi mikroskop cahaya yang saat ini banyak digunakan di sekolah-sekolah. Mikroskop cahaya memiliki kemampuan perbesaran hingga 1000x dari ukuran aslinya dan mempunyai daya urai atau resolusi hingga 0,0002 mm.
Bahkan di tahun 1932 Ernst Ruska dan Max Knoll telah memulai pengembangan mikroskop elektron yang mampu memperbesar hingga 2 juta kali perbesaran dengan memanfaatakan elektron sebagai elemen yang berkarakter cahaya dan medan listrik/magnet sebagai lensa atau cerminnya dalam ruang hampa.
Pemijahan merupakan proses mengawinkan induk jantan dengan induk betina matang gonad.
Ciri betina matang gonad diantaranya:
- gerakannya lambat
- perut membesar, bila diurut mengeluarkan telur warna hijau tua
- alat kelamin membengkak dan berwarna kemerahan
- warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
Ciri pejantan yang matang gonad atau siap pijah
- gerakan lincah dan cenderung agresif
- alat kelamin memerah
- tubuhnya ramping
- warna tubuhnya coklat kemerahan
Pemijahan dapat dilakukan secara alami ataupun buatan. Pemijahan alami artinya pemijahan yang tidak dicampuri manusia pada prosesnya. Berbeda dengan pemijahan buatan yang melibatkan manusia pada prosesnya, pemijahan jenis ini sering disebut pemijahan intensif. Pemijahan intensif bisa menggunakan metode penyuntikan hormon ovaprim (perangsang pematangan gonad), penyuntikan hipofisa, atau pun pembuahan invitro.
Pemijahan Alami
Langkah awal yang dilakukan pembudidaya adalah mempersiapkan kolam pemijahan, dengan ukuran 2-3 m x 1-2 m, kedalaman 1 meter untuk menghindari lompatan indukan lele keluar kolam ketika hujan. Kolam tersebut diisi air sedalam 30-40 cm.
Pada kolam tersebut diletakkan kakaban (tempat untuk menempel telur) yang terbuat dari ijuk dijepit bambu atau dari paranet. Agar kakaban tenggelam maka diberi pemberat batu. Jangan lupa untuk memasang aerator untuk meningkatkan aerasi/kadar oksigen pada kolam pijah. Air juga dibuat mengalir lambat dengan debit 2-3 l/detik.
Dalam 1 kolam dapat ditampung seekor pejantan dengan dua induk betina. Induk jantan dilepaskan terlebih dahulu, beri waktu kurang lebih 15 menit, baru memasukan induk betina. Induk-induk terpilih ini sebelumnya telah melalui tahap pemberokan (dipuasakan selama 1 hari). Usahakan untuk memasukkan lele ke kolam pijah pada sore hari. Pemijahan akan terjadi 12 jam kemudian, umumnya diantara pukul 11 malam hingga 5 pagi. Agar lele tidak meloncat keluar kolam, tutuplah kolam.
Setelah pemijahan alami selesai, induk harus segera dipindahkan dari kolam pemijahan untuk menghindari telur dimakan induknya.
Telur akan menetas 24 jam kemudian. Penetasan dapat dilanjutkan pada kolam pemijahan atau di pindahkan ke kolam penetasan.
Tahapan persiapan pemijahan secara alami dapat disimak pada video berikut:
Pemijahan dengan Penyuntikan Hipofisa
Hipofisa atau hipofisis merupakan kelenjar yang berperan menstimulus hormon reproduksi. Penambahan hipofisa pada ikan berpotensi mempercepat pematangan gonad. Secara umum teknis pemijahannya tidak berbeda dengan pemijahan alami. Hanya pada pemijahan dengan penyuntikkan hipofisa diawali dengan pengambilan kelenjar hipofisa ikan lele lain sebagai pendonor, kemudian dilanjutkan dengan penyuntikkan ke lele target baik betina maupun jantan. Caranya adalah dengan menyuntik bagian otot punggung lele dengan kemiringan 30 derajat-60 derajat sampai kedalaman 1,5-2,5 cm. Dilanjutkan dengan pengurutan pada punggung lele. Pemberian hipofisis ini dapat mempercepat waktu pemijahan. Perlakuan setelah penyuntikan sama dengan pemijahan alami.
Pemijahan dengan Penyuntikan Ovaprim
Ovaprim merupakan salah satu hormon perangsang yang mempengaruhi kerja hipofisis. Cara kerjanya lebih praktis dibandingkan dengan pemijahan dengan penyuntikan hipofisis. Mengapa? Karena tidak perlu ada ikan donor.
Dalam jurnal penelitian Hengky Sinjal (Dosen UNSRAT) dengan judul " Efektivitas Ovaprim terhadap Lama Waktu Pemijahan, Daya Tetas telur dan Sintasan Larva Ikan Lele Dumbo, Clarias gariepinus) disimpulkan dosis terbaik untuk penyuntikan dengan ovaprim adalah dengan dosis 0,3 ml/kg bobot ikan.
Ovaprim diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya, misal jika indukan memiliki bobot 1,5 kg maka ovaprim yang disuntikkan = 1,5 kg x 0,3 ml/kg = 0,45 ml, lalu diencerkan dengan akuades/air murni sebanyak 3 x 0,45ml= 1,35 ml.
Teknik penyuntikkannya sama dengan penyuntikkan hipofisis, setelah itu perlakuan selanjutnya sama dengan pemijahan alami.
Cara Penyuntikan ovaprim dapat dilihat pada video berikut:
Pembuahan In Vitro
Jika pembuahan alami dan pembuahan dengan penyuntikan hipofisis ataupun dengan ovaprim, induk jantan dan betina tetap dikawinkan dalam kolam pijah, maka lain halnya pada pemijahan invitro. Pemijahan invitro dilakukan oleh manusia dengan mencampurkan sperma dan sel telur lele dalam tabung atau wadah.
Diawali dengan pembedahan induk jantan matang gonad untuk diambil spermanya, sedang induk betina akan disuntik hipofis atau ovaprim baru kemudian di-stripping (diurut perut untuk mengeluarkan telurnya. Telur ditampung juga pada wadah.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
tampung sperma yang dikeluarkan dari tubuh induk jantan dalam mangkuk
stripping/urut perut indukan betina yang telah disuntik ovaprim 8-10 jam sebelumnya, lalu tampung telur pada mangkuk
campurkan sel telur lele dengan spermanya sedikit sedikit, aduk dengan bulu ayam, encerkan menggunakan air bersih
Setelah merata, campran dituangkan ke dalam kolam penetasan menggunakan bulu ayam
Kolam penetasan dapat menggunakan akuarium, fiberglass, atau pun bak terpal yang diisi dengan air bersih dan dilengkapi aerator dengan settingan sedang (terlalu kencang akan mengguncang telur, terlalu kecil membuat suplai oksigen kurang).
Untuk dapat memahami teknik in vitro dapat disimak pada video berikut:
Semoga bermanfaat!
Sumber Referensi:
Tahapan Budidaya Ikan Lele untuk Pemula.https://portalusaha.com/peluangusaha/tahapan-budidaya-ikan-lele-untuk-pemula.html. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Inilah 6 Tahapan untuk Ternak Lele Pemula dengan Hasil Maksimal. https://www.infoagribisnis.com/2017/01/ternak-lele-pemula/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Mari Mengenal Teknik Budidaya Lele Tingkat Dasar.https://perikanan.pamekasankab.go.id/mari-mengenal-teknik-budidaya-lele-tingkat-dasar.html. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Cara Pembenihan Ikan Lele.https://alamtani.com/pembenihan-ikan-lele/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Cara Pemijahan Ikan Lele. https://alamtani.com/cara-pemijahan-ikan-lele/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Hengky Sinjal."Efektivitas Ovaprim terhadap Lama Waktu Pemijahan, Daya Tetas telur dan Sintasan Larva Ikan Lele Dumbo, Clarias gariepinus". Budidaya Perairan Januari 2014 Vol.2 No.1:14-21. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Untuk dapat menghasilkan benih berkualitas, pembudidaya harus selektif dalam memilih indukan. Calon indukan dipelihara secara intensif mulai dari ukuran 5-10 cm. Secara umum calon indukan mestinya memenuhi persyaratan berikut:
tidak cacat
bebas penyakit
bentuk tubuh baik
geraknya lincah
pertumbuhannya baik
Penyeleksian ini dilakukan 2 minggu sekali, sampai mendapat indukan yang terbaik. Perlu diperhatikan adanya sifat kanibalisme yang harus diantisipasi dengan memisahkan indukan sesuai ukuran.
Selain itu jika mendekati masa kawin juga harus dipisah antara jantan dan betinanya. Hal ini dikarenakan jika dicampur bisa terjadi pemijahan diluar rencana.
Dalam laman Alam Tani pada artikel "Cara Pembenihan Lele" disampaikan bahwa lele indukan jantan berumur lebih dari 8 bulan dan betina minimal 1 tahun dengan berat minimal 0,5 kg. Indukan jantan dapat dikenali dengan ciri:
tulang kepala yang nampak pipih
perutnya ramping dan tidak lebih lebar dari punggung
warnanya lebih gelap
alat kelamin berupa taju
proporsi tubuh tampak memanjang
ekor lebih panjang dan lebar
bergerak lincah
Sedangkan indukan betina memiliki karakteristik:
tulang kepala cenderung cembung
perut besar, lebih lebar dari punggung
warna lebih cerah
proporsi tubuh cenderung tampak pendek
ekor lebih pendek dan sempit
alat kelamin berbentuk bulat
bergerak lebih lamban dibanding jantan
Untuk membedakan dengan lebih jelas kalian bisa menyimak video berikut:
Calon-calon indukan dipelihara di kolam khusus dengan perlakuan khusus, yakni pemberian makan dengan pola 3-5 kali sehari sebanyak 3-5% dari bobor tubuh per harinya.Kepadatan kolam hanya 6 ekor/m2. Dipelihara samapai matang gonad baru kemudian dikawinkan atau dipijahkan.
Sumber Referensi:
Mari Mengenal Teknik Budidaya Lele Tingkat Dasar.https://perikanan.pamekasankab.go.id/mari-mengenal-teknik-budidaya-lele-tingkat-dasar.html. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Cara Pembenihan Ikan Lele.https://alamtani.com/pembenihan-ikan-lele/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Cara Pemijahan Ikan Lele. https://alamtani.com/cara-pemijahan-ikan-lele/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Media yang digunakan untuk budidaya lele tentulah air. Air ini ditampung dalam kolam. Sehingga langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersiapkan kolam.
Persiapan Kolam Lele
Sebelum menentukan tipe kolam yang akan digunakan terlebih dahulu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
Modal usaha, termasuk sumber dananya
Kompetensi dan kualifikasi sumber daya manusia
Keadaan geografis di lingkungan budidaya, termasuk jarak dengan sumber air
Kemudahan akses kendaraan
Jarak dengan pemukiman penduduk
Adapun tipe kolam yang dapat digunakan pembudidaya antara lain : kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, kolam fiberglass, kolam apung dan keramba.
Untuk gambaran seperti apa tipe kolam tersebut bisa di simak dalam video berikut ini!
Perlakuan khusus pada beberapa tipe kolam:
Kolam Tanah
Penggalian dilakukan hingga mengangkat lumpur hitam (bagian tanah yang mengandung amonia dan hdrogen sulfida) lalu diberi kapur dolomit untuk menyeimbangkan keasaman. Selain itu Pengapuran berperan dalam pemberantasan sumber-sumber penyakit.
Kolam Sintesis (terpal, serat,semen)
Diawali dengan pembersihan bahan kolam dengan menggunakan sabun, lalu dihilangkan bau dari bahan tersebut dengan cara dioles irisan daun pepaya atau singkong lalu dibiarkan 2 hari.
Pengisian air pada kolam tanah
Tinggi air untuk pembudidayaan lele berkisar antara 100-120 cm untuk memudahkan sinar matahari menembus kolam. Dengan demikian fitoplankton akan dapat berkembang subur. Proses selanjutnya adalah penumbuhan plankton dengan tahapan sebagai berikut:
menambahkan pupuk urea dengan dosis 8 gram per m3 dan kapur dolomit denngan dosis 200gr per m3 pada pagi hari
bila menginginkan proses lebih cepat maka ditambah dengan pemberian probiotik/penumbuh plankton sebanyak 10 gram per m3.
mengulang pemberian pupuk dan kapur hingga 3-5 hari
Tanda kesiapan kolam adalah warna kolam menjadi hijau
Pengisian air pada kolam terpal
Jika kolam menggunakan terpal ketinggian air cukup 30 cm dulu, dibiarkan 5-7 hari lalu dikuras dan digosok sampai tidak berlendir, dikeringkan 2 hari baru diisi lagi 30 cm kemudian diberi antiseptic dan dibiarkan 24 jam. Kemudian ditambah penumbuh plankton dan dibiarkan 5 hari. Ketika air berwarna kehijauan maka air ditambah 70 cm.
Cara Pembenihan Ikan Lele.https://alamtani.com/pembenihan-ikan-lele/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Teknik Menumbuhkan Plankton pada Kolam Terpal oleh Budi Laksono http://www.budilaksono.com/2014/01/teknik-green-water-pada-kolam-terpal.Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Kita telah membahas besarnya peluang dan potensi keuntungan dari Usaha Budidaya Lele pada artikel Peluang Usaha Lele.
Usaha budidaya lele meliputi dua segmen, yakni segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Sesuai dengan KD 3.1 pada Mapel Prakarya dan Kewirausahaan Bidang Budidaya kelas XI maka segmen yang selanjutnya akan dibahas adalah Segmen Pembenihan. Usaha pada segmen ini membutuhkan keterampilan dan ketelitian.
Yuk kita pelajari bersama!
Pada laman Dinas Perikanan Kabupaten Pemekasan disebutkan bahwa budidaya lele dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai tipe kolam dan teknik budidaya. Kolam yang digunakan mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, bahkan kolam fiberglass. Tekniknya pun variatif mulai dari skala tradisional, semi intensif, intensif, hingga sistem bioflok.
Sebelum memasuki tahapan-tahapan budidaya, pengusaha/pembudidaya lele perlu mengetahui kebutuhan pembudidayaan lele sebagai berikut:
ikan lele bertahan hidup pada kisaran suhu 20-28 derajat C
sumber air bebas dari polutan dan mikroorganisme jahat
kondisi perairan tenang dan terbuka
Artinya poin-poin di atas harus terpenuhi dalam tahapan-tahapan pembudidayaannya.
Tahapan dari budidaya lele segmen pembenihan meliputi:
Silakan klik pada masing-masing tahapan untuk penjelasan masing-masing!
Salam Semangat!
Sumber Referensi
Tahapan Budidaya Ikan Lele untuk Pemula.https://portalusaha.com/peluangusaha/tahapan-budidaya-ikan-lele-untuk-pemula.html. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Inilah 6 Tahapan untuk Ternak Lele Pemula dengan Hasil Maksimal. https://www.infoagribisnis.com/2017/01/ternak-lele-pemula/. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Mari Mengenal Teknik Budidaya Lele Tingkat Dasar.https://perikanan.pamekasankab.go.id/mari-mengenal-teknik-budidaya-lele-tingkat-dasar.html. Diakses pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Lele masih menjadi menu favorit yang merakyat dan menjangkau semua kalangan. Tidak hanya karena memiliki kandungan protein yang tinggi, tetapi juga rasa gurih dan kelembutan dagingnya membuat permintaan pasar terhadap lele menjadi tinggi. Permintaan pasar tinggi menunjukkan usaha budidaya lele prospektif/berpeluang untuk dikembangkan.
Sumber: https://www.piqsels.com
Dari sisi pengusaha, beberapa faktor berikut menjadi alasan besarnya potensi keuntungan yang dapat diraup dari usaha budidaya lele:
Modal relatif kecil, bahkan dengan lahan dan sumber air terbatas sekalipun.
Pemeliharaan cenderung lebih mudah dibandingkan ikan air tawar lainnya, dimana teknik budidayanya mudah dikuasai.
Bobot pertumbuhannya baik, sebab memiliki konversi pakan yang baik.
Perawatan relatif mudah, karena asalkan cukup pakan, lele akan tubuh besar dan sehat. Selain karena daya hidupnya tinggi, mudah berkembang biak, adaptif.
Cash flow atau perputaran uang cepat karena cepat panen yakni sekitar 3 bulan sejak penebaran benih, hal ini didukung permintaan pasar yang tinggi.
Nah, menggiurkan bukan?
Uraian di atas belum membahas berapa rupiah keuntungan real yang didapat dari usaha ini. Namun kamu bisa search di youtube, banyak pembudidaya lele yang telah buka-bukaan bagaimana rupiah demi rupiah mengisi pundi-pundi mereka melalui usaha lele. Berikut beberapa video yang dapat kamu simak!