Minggu, 06 September 2020

Prinsip-prinsip Dasar Klasifikasi dan Perkembangan Sistem Klasifikasi

                                 

Pada pembelajaran sebelumnya, yaitu tentang keanekaragaman hayati, Kalian telah mempelajari bahwa bumi kita ditempati oleh jutaan jenis makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakteristiknya masing-masing.
Saat ini kita dengan mudah dapat mengenalinya tidak lain karena jasa para peneliti pada masa itu yang melakukan upaya klasifikasi hingga kemudian melakukan penamaan secara ilmiah.

Apa itu klasifikasi? Klasifikasi merupakan upaya pengelompokkan makhluk hidup dengan dasar-dasar tertentu. Untuk apa? Ya, seperti yang sudah dituliskan sebelumnya tujuannya untuk mempermudah kita mengenali makhluk hidup.

Apakah hanya itu manfaatnya?
Yuk renungi bersama!
Perhatikan gambar berikut

sumber : https://pxhere.com/

Apa yang akan terjadi jika keadaan seperti gambar di atas diberlakukan di kebun binatang?

Ya... tentu bisa terjadi peristiwa makan dan dimakan antara mangsa dengan pemangsanya, bukannya menjadi tempat rekreasi malah menjadi arena perburuan dari si pemangsa.

Artinya pengelompokkan/pengklasifikasian juga membantu kita menentukan perlakuan terhadap makhluk hidup tersebut. Mengapa? karena tujuan dari klasifikasi itu sendiri di antaranya:
1. mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup
2. membedakan antara satu dengan yang lainnya
3. menyederhanakan obyek studi
4. mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya.
5. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Nah, bagaimana sekarang?
sudah lebih paham tentang pentingnya klasifikasi ya?
Oh ya,
produk/hasil dari klasifikasi adalah kelompok makhluk hidup.

Kita lanjutkan ya Guys,
setelah memahami pentingnya klasifikasi, maka selanjutnya kita harus tahu bagaimana prinsip-prinsip dari klasifikasi.

Klasifikasi dibedakan menjadi 3 cara

1. Sistem Klasifikasi Alami

Pada dasarnya sistem alami mengklasifikasikan atau mengelompokkan makhluk hidup didahului dengan pengamatan terhadap ciri fisik/morfologisnya, kemudian makhluk hidup dengan kesamaan ciri akan dijadikan satu kelompok. Misalnya:

Perhatikan data berikut:

  • Kucing
  • Ayam
  • Kelinci
  • Sapi
  • Kuda
  • Bebek

Dengan menggunakan sistem klasifikasi alami kita dapat mengelompokkan hewan dalam data tersebut berdasarkan jumlah kaki misalnya. Hasilnya:

  1. Kelompok hewan berkaki dua: Ayam dan Bebek
  2. Kelompok hewan berkaki empat : kucing, kelinci, sapi, kuda


Klasifikasi Sistem Buatan

Berbeda dengan sistem alami yang hanya menggunakan persamaan morfologi sebagai dasar, klasifikasi sistem buatan menggunakan dasar persamaan dan perbedaan ciri struktur tubuh luar maupun struktur tubuh bagian dalam. Kesamaan struktur dalam umumnya mengakibatkan adanya kesamaan kegunaannya. Sehingga beberapa referensi juga menyebutkan sistem buatan ini mengunakan tujuan praktis seperti kegunaan sebagai dasar.

Misalnya:

  • bayam
  • wortel
  • kangkung
  • padi
  • gandum

Berdasarkan data tersebut, kita dapat mengklasifikasikannya menjadi

  1. Kelompok bahan pokok adalah padi dan gandum
  2. Kelompok sayuran adalah bayam, wortel, kangkung.


Sistem ini telah diprakarsai oleh Carolus Linnaeus yang mengklasifikasikan makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan struktur. Kelompok-kelompok hasil klasifikasi disusun bertingkat. Tingkatan kelompok makhluk hidup disebut dengan "takson". Susunan hirearki takson adalah sebagai berikut:

  • Kingdom
  • Filum/Divisio
  • Kelas
  • Ordo
  • famili
  • Genus
  • Spesies
Tingkatan Takson

 

Semakin tinggi tinggi tingkatan taksonnya maka semakin sedikit persamaannya, anggotanya semakin banyak.

Semakin rendah tingkatan taksonnya maka semakin banyak persamaan, namun semakin sedikit anggotanya.

3. Sistem klasifikasi Modern

Sistem klasifikasi terus berkembang. Dimulai oleh Charles Darwin sistem klasifikasi modern didasari jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson yang sekaligus menggambarkan perkembangan makhluk hidup (filogenik).

Semakin dekat kekerabatannya berarti semakin banyak persamaannya baik struktur dalam, maupun struktur luar, bahkan fisiologisnya. Dasar ini diperkuat dengan biokimia perbandingan, dan genetika modern (diuji kesamaan DNAnya).

Perkembangan Sistem Klasifikasi

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom

Sistem klasifikasi ini diperkenalkan oleh Aristoteles, dan diajukan juga oleh taksonomi Linnaeus. Makhluk hidup dibagi hanya menjadi dua kingdom, yaitu Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia. Kingdom Plantae beranggotakan seluruh tumbuhan, sedangkan Kingdom Animalia meliputi seluruh hewan. Dasarnya tumbuhan tidak bergerak secara aktif dan bersifat autotrof, sedangkan hewan dapat bergerak aktif dan bersifat heterotrof.

2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom

Kelemahan dari sistem klasifikasi dua kingdom diantaranya tidak mempertimbangkan struktur selnya, sehingga tidak mewakili makhluk hidup yang bersifat uniseluler.
Ernst Haeckel di tahun 1866 mengajukan sistem klasifikasi 3 kingdom, sehingga makhluk hidup dibagi menjadi:
  1. Protista
  2. Plantae
  3. Animalia
Protista mewakili organisme yang bukan hewan dan tumbuhan, dengan ciri khasnya uniseluler.

3. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Penemuan mikroskop elektron menguak dunia mikroskopik dalam sel. Hasil pengamatan menunjukkan ada organisme-organisme yang tidak memiliki membran inti dan ada pula yang memiliki membran inti. Hal ini membuat makhluk hidup secara umum dibedakan menjadi kelompok prokariotik (yang tidak punya membran inti) dan eukariotik (yang mempunyai membran inti). Kelompok makhluk hidup prokariotik dimasukkan dalam kingdom Monera anggotanya adalah bakteri, sehingga 4 kingdom makhluk hidup menjadi:
  1. Monera
  2. Protista
  3. Plantae
  4. Animalia

4.Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Sistem 5 kingdom muncul atas usulan Robert H. Whittaker. Dalam sistem klasifikasi ini jamur yang sebelumnya dimasukkan dalam Kingdom Plantae kemudian menjadi kingdom sendiri yakni Kingdom Plantae. Alasannya karena fungi tidak mampu berfotosistesis, selain itu dinding sel pada fungi tersusun atas kitin (berbeda dengan dinding sel tumbuhan:selulosa). Sehingga pembagian makhluk hidup menjadi
  1. Monera
  2. Protista
  3. Fungi
  4. Animalia
  5. Plantae

5. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

Carl Woose mengajukan pembagian Monera menjadi Archae bacteria dan Eubacteria pada tahun 1977, berdasar penambahan domain yang dia cetuskan (domain archae,domain bacteria,dan domain eukarya).
Sehingga terdapat 6 kingdom makhluk hidup:
  1. Archaebacteria
  2. Eubacteria
  3. Protista
  4. Fungi
  5. Plantae
  6. Animalia

6. Sistem 2 Domain dengan 7 Kingdom

Sistem klasifikasi terus berkembang, Thomas Cavalier berbeda pendapat dengan Carl Woose sebab dia hanya membagi makhluk hidup ke dalam 2 domain, yakni Prokarya dengan Eukarya. Domai Prokarya meliputi bakteri dan archae, sedangkan domain eukarya meliputi protozoa, chromista, fungi, plantae, dan hewan.
Pada sistem klasifikasi 7 kingdom, Protista dipecah menjadi dua kingdom:
  • protozoa mewakili makhluk hidup uniseluler yang memiliki ciri seperti hewan (bergerak aktif dan heterotrof)
  • chromista mewakili semua uniseluler ataupun multiseluler sederhana yang memiliki kloroplas sehingga bersifat autotrof.
Berikut ini adalah gambaran dari 2 domain dengan 7 kingdom:

2 Domain 7 Kingdom


Sumber Referensi:
https://blog.ruangguru.com/apa-saja-prinsip-dan-dasar-klasifikasi-mahkluk-hidup diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://www.matain.id/article/2019/0609/mengenal-taksonomi-klasifikasi-organisme-yang-terus-berkembang.html diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://budisma.net/2019/10/apa-yang-dimaksud-dengan-klasifikasi-modern.html diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/perkembangan-sistem-klasifikasi-6747/diakses pada Minggu, 7 September 2020







0 komentar:

Posting Komentar