Kita telah mempelajari ciri-ciri dan karakteristik dari Fungi/Jamur. Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana Fungi/Jamur dikelompokkan.
Dalam laman britannica.com jamur/fungi secara filogenetik diklasifikasikan menjadi 7 filum dengan 10 subfilum, yang kemudian terpecah menjadi 35 kelas, silakan bisa membaca artikelnya dengan klik ini.
Namun kita lebih familiar dengan pembagian berikut ini:
Jamur dikelompokkan menjadi 4 divisi berdasarkan reproduksi seksualnya. Keempat divisi tersebut adalah
- Zigomycota
- Ascomycota
- Basidiomycota
- Deuteromycota
Untuk bisa mempermudah kita mempelajarinya, kita akan coba dengan mengenal anggota masing-masing divisi ini. Mari kita mulai...
Zigomycota
Pernahkan kamu menemukan jamur pada roti yang kadaluarsa?
Ya, jamur pada roti merupakan salah satu anggota Zigomycota yang populer. Nama ilmiahnya adalah Rhizopus stolonifer.
Jika sebagian kecil roti yang terkena jamur,
apakah kamu masih mau memakannya hanya dengan membuang bagian yang berjamur?
Wah, Mrs.Ticha harap kamu tidak melakukannya ya...
Mengapa?
Karena kemungkinan besar, hifa-hifa jamurnya telah menjangkau bagian yang tampaknya masih bersih, artinya secara komposisi makanan tersebut telah berubah karena enzim yang dikeluarkan jamur. Selain itu mengkonsumsi makanan berjamur dapat menimbulkan keracunan, meskipun bukan karena racun dari jamurnya melainkan dari bakteri yang berpeluang ikut tumbuh pada lingkungan yang dicerna jamur.
Selain jamur roti, anggota Zigomycota yang sering kita jumpai adalah Rhizopus oryzae. Jamur ini merupakan jamur yang digunakan dalam pembuatan tempe.
Biji kedelai yang sudah di proses awal (perendaman,perebusan, dan pendinginan) dicampur dengan ragi tempe (sediaan Rhizopus) didiamkan dalam bungkus dengan sirkulasi udara baik 2-3 hari. Dari proses pembuatan tempe ini terlihat dengan jelas bahwa terjadi perubahan komposisi dari kedelai. Rhizopus sp telah menghasilkan enzim yang mencerna kedelai, menghasilkan nutrisi yang bisa diserap dan dimanfaatkan olehnya untuk tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini tampak dari serabut-serabut hifa yang kemudian menyelimuti kedelai. Awalnya warnanya putih bersih,lama kelamaan berubah kehitaman. warna kehitaman ini berasal dari kotak-kotak spora (sporangium) yang matang dan pecah melepas sporangiospora. Coba amati gambar penampakan sporangium jika diamati dengan mikroskop!
Gambar 1.Sporangium (Kotak Sporangiospora)
Trakunsukharat, P., Beasley, D.R., Shivas, R.G. (2011), CC BY 3.0 AU, via Wikimedia Commons
Sporangiospora merupakan spora aseksual yang dibentuk dalam sporangium pada hifa-hifa yang matang/dewasa. Pada pengamatan jamur tempe dengan mikroskop kita tidak dapat menemukan struktur seperti pada gambar di bawah ini.
Zigosporangium merupakan struktur penghasil zigospora yang dibentuk oleh Rhizopus pada kondisi lingkungan yang buruk. Dinding selnya tebal melindungi bakal zigospora.
Berdasarkan kedua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa Zygomycota menghasilkan sporangiospora pada reproduksi aseksual saat lingkungan baik/nutrisi melimpah; dan menghasilkan zigospora pada reproduksi seksual saat lingkungannya buruk.
Dari gambar di atas kita juga dapat menemukan beberapa informasi lain seperti:
- Zigomycota merupakan jamur multiseluler
- Bentuknya kapang/kumpulan hifa
- Hifanya tidak bersekat (amati baik-baik pada gambar)
- Tidak membentuk tubuh buah
- Tampak struktur sporangium yang menghasilkan sporangiospora
- Tampak struktur zigozporangium yang menghasilkan zigospora
Bagaimana anak-anak, cukup jelaskah?
Kalau mau ada yang ditanyakan bisa tulis di kolom komentar ya...
Ascomycota
Anggota Ascomycota lebih variatif secara sel dibandingkan divisi lainnya, karena divisi Ascomycota memiliki anggota uniseluler dan multiseluler.
Ascomycota uniseluler yang populer salah satunya adalah Sacharomyces cereviceae. Spesies ini lebih dikenal dengan ragi atau yeast, dan banyak dimanfaatkan sebagai agen bioteknologi untuk fermentasi. Penampakan Sacharomyces sp di bawah mikroskop adalah sebagai berikut:
Sacharomyches cereviseae
Mogana Das Murtey and Patchamuthu Ramasamy, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
Gambar di atas juga memperlihatkan munculnya tonjolan-tonjolan pada sel Sacharomyces sp. Tonjolan ini merupakan tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi Sacharomyces sp baru. Pertunasan merupakan cara reproduksi aseksual dari jamur ini.
Cara reproduksi seksualnya dengan konjugasi yang dilanjutkan pembentukan askospora.
Lalu bagaimana dengan contoh Ascomycota multiseluler?
Kira-kira bisa kita temukan di mana ya?
Yups, kalau mengingat materi bioteknologi maka kita dapat menemukan ada jamur oncom. Spora yang dicampur ampas tahu dan menghasilkan oncom yang memiliki aroma sangat khas.
Hariadhi, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons
Pola reproduksinya mirip dengan Zigomycota, dimana jamur oncom mengalami reproduksi aseksual ketika lingkungannya baik/mutrisi melimpah. Hanya saja spora aseksual yang dihasilkan berbeda. Spora aseksual yang dihasilkan Ascomycota adalah konidia.
Perhatikan struktur konidia pada Aspergillus wentii (jamur pembuat kecap) dan Penicilium sp (jamur penghasil antibiotik)!
Gambar Konidia
M. Piepenbring, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
Jika diperhatikan baik-baik, dan dibandingkan dengan struktur sporangiospora yang dimiliki anggota zygomycota (pada gambar sebelumnya) maka tampak jelas perbedaan antara konidia dan sporangiospora. Konidia tidak dibungkus oleh kantung, unit-unit konidia berdempetan, dan terlepas dari induknya ketika matang. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa hifa dari ascomycota memiliki sekat-sekat.
Selain itu reproduksi seksual dari Ascomycota membentuk askus yang berisi askospora. Askus-askus akan menyusun tubuh buah yang disebut askokarp. Khusus untuk ascomycota uniseluler, askusnya tidak membentuk askokarp. Sedangkang bentuk karpus dari askokarp sangat khas:
- bentuk bola/kleistotesium (pada kelompok Aspergillus dan Penicillium)
- bentuk botol berleher /apotesium(pada Tuber sp.)
- bentuk cawan/mangkuk/peritesium (pada kelompok Neurospora)
Nah, dari uraian di atas kita dapat mengambil kesimpulan beberapa ciri dari Ascomycota antara lain:
- Ascomycota memiliki anggota uniseluler dan multiseluler.
- Struktur tubuh multiseluler dapat berupa kapang (kumpulan hifa) atau pun karpus (tubuh buah)
- Hifanya bersekat.
- Pada sebagian anggota mampu membentuk askokarp melalui reproduksi seksual.
- Reproduksi aseksualnya menghasilkan konidia.
- Reproduksi seksual menghasilkan askospora.
Basidiomycota
Divisi berikutnya adalah Basidiomycota. Anggota-anggotanya sangat banyak di sekitar kita.
Coba perhatikan gambar berikut!
Anggota Basidiomycota umumnya makroskopis, seperti tampak pada gambar di atas. Mereka dikenal dengan sebutan jamur kayu, karena kemampuannya menghidrolisis kayu. Divisi ini memang memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim ligninase yang mampu mencerna lignin penyusun kayu.
Gambar di atas menunjukkan bahwa Basidiomycota mampu membentuk tubuh buah dengan bentuk beraneka macam sesuai spesiesnya.
Tubuh buah basidiomycota dikenal dengan basidiocarp. Basidiocarp ini merupakan perkembangan dari miselium-miselium dikariotik hasil reproduksi seksual. Struktur ini yang kemudian akan membentuk basidium yang menghasilkan basidiospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya menghasilkan konidia.
Apakah semua anggotanya bisa dimakan?Ternyata tidak ya...
Karena ada anggota Basidiomycota yang beracun dan berbahaya, contohnya Amanita muscaria
Bernard Spragg. NZ from Christchurch, New Zealand, CC0, via Wikimedia Commons
Deuteromycota
Jenis jamur sangat banyak. Beberapa jamur yang kemudian tidak teridentifikasi reproduksi seksualnya akan dikelompokan ke dalam jamur Deuteromycota atau sering dikenal dengan sebutan jamur imperfect.
Anggotanya lebih sering diketahui sebagai parasit, berikut contoh-contohnya:
- Tinea versicolor & Melazasia fur-fur yang menyebabkan panu
- Trychophyton tonsurans yang menyebabkan ketombe
- Candida albican yang menyebabkan keputihan
Setelah ini, kita akan membahas satu-persatu divisi jamur di atas.
0 komentar:
Posting Komentar