Fungi atau jamur merupakan kingdom makhluk hidup yang beranggotakan makhluk hidup heterotrof dengan struktur khasnya berupa hifa atau benang-benang halus. Meskipun demikian, dalam keseharian kita tidak selalu menemukannya strukturnya dalam bentuk hifa, contohnya pada gambar berikut ini!
Gambar di atas menunjukan salah satu bentuk tubuh buah/carpus dari jamur. Tubuh buah merupakan kumpulan dari miselium-miselium, sedangkan miselium merupakan sekumpulan hifa.
Jamur sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita, baik sebagai bahan pangan ( jamur tiram, jamur kuping, jamur kancing ), sebagai agen bioteknologi tradisional ( ragi/yeast) atau bahkan sebagai penyebab penyakit/parasit (jamur panu, ketombe).
Coba perhatikan gambar di bawah ini!
Siapa sangka bahwa si hitam yang tampak buruk rupa ini merupakan ingredient mewah pada menu makanan Eropa yang termasuk dalam kingdom jamur. Bahkan (dikutip dari food.detik.com) untuk jenis lain, white truffle, harganya mencapai Rp 50,6 juta setiap 450 gramnya.
Wah, betapa istimewanya ciptaan Tuhan yang satu ini.
Yuk kita pelajari lebih mendalam karakteristiknya!
Karakteristik Jamur
Secara umum karakteristik jamur antara lain:
- eukariotik (memiliki membran inti)
- anggotanya ada yang uniseluler (satu sel) yaitu khamir/ragi/yeast; dan ada pula yang multiseluler yaitu kapang (berwujud jaringan hifa/miselium)
- sifat hidupnya heterotrof, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
- cara perolehan makanannya dengan menyerap/mengabsorbsi sari-sari makanan dari bahan organik (jamur saproba), dari inangnya (jamur parasit), atau dari patner simbiosisnya (jamur-jamur simbion mutualisme)
- bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual dengan menghasilkan spora (sehingga ada spora aseksual dan spora seksual)
Secara struktur, dibedakan menjadi jamur uniseluler dan jamur multiseluler. Keduanya memiliki kesamaan karakteristik berupa dinding sel yang tersusun atas kitin.
Jamur Uniseluler
Contoh jamur uniseluler misalnya adalah Sacharomyces cerevisiae.
Mogana Das Murtey and Patchamuthu Ramasamy, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
Struktur dalam selnya adalah sebagai berikut:
Jamur Multiseluler
Bentuk multiseluler dari jamur adalah hifa/benang halus. Benang-benang ini kemudian membentuk jaringan yang dikenal dengan istilah miselium. Pada beberapa divisi jamur, miselium-miselium dapat bergabung membentuk tubuh buah/carpus.
Hifa sendiri ada dua macam,
- hifa septa/bersekat yaitu hifa yang memiliki septa di antara sel-sel yang terbentuk
- hifa asepta/tidak bersekat yaitu hifa yang tidak memiliki septa pemisah sel-sel hasil pembelahan, hal ini berakibat pada jumlah inti yang banyak pada hifa ini, sehingga disebut juga hifa senositik.
Pada jamur parasit, dikenal adanya haustorium, yaitu ujung hifa yang menembus sel inang dan berperan menyerap nutrisi dari inang.
Dalam perkembangannya miselium akan tumbuh berdasarkan peruntukannya,
- miselium vegetatif (miselium yang menyerap nutrisi)
- miselium generatif (miselium yang menghasilkan spora)
Struktur Hifa
Setelah kamu memahami strukturnya, hal lain yang menarik dari jamur adalah caranya dalam memperoleh nutrisi. Perhatikan gambar berikut!
Cara Jamur Makan
Bagaimana hifa dengan strukturnya yang sederhana bisa memperoleh nutrisi yang bisa diserap? Begini penjelasannya!
Pencernaan yang terjadi pada jamur adalah pencernaan ekstraseluler, jadi jamur akan mengeluarkan enzim hidrolisis ke lingkungan. Dengan demikian bahan organik di sekitarnya akan terkena enzim tersebut dan membuatnya terurai menjadi bahan organik yang lebih sederhana yang bisa diserap oleh jamur.
Ini menjelaskan bagaimana kedelai yang menjadi bahan baku tempe, berubah dari keras menjadi lebih lunak ketika jamur Rhizopus tumbuh dengan memanfaatkan nutrisi dari kedelai tersebut.
Reproduksi Jamur
Telah disebutkan sebelumnya bahwa jamur bereproduksi dengan menghasilkan spora, baik secara seksual maupun secara aseksual.
Aseksual
Miselium dewasa menghasilkan spora aseksual, spora aseksual ini kemudian akan berkecambah membentuk hifa, yang kemudian akan mengalami pembelahan sel hingga membentuk jaringan hifa/miselium.
Spora aseksual ada dua macam yaitu sporangiospora dan konidiaspora.
Seksual
Miselium dewasa mengalami peleburan dengan miselium dewasa lainnya, sengan peleburan tersebut berkumpulan inti dari kedua miselium, sehingga membentuk miselium dikariotik (berinti ganda) yang memiliki keistimewaan. Keistimewaan itu tampak pada perkembangan selanjutnya, dapat berupa bentuk perlindungan terhadap lingkungan ekstrem atau sifat tumbuh super cepat hingga mampu membentuk tubuh buah. Dari struktur perkembangan ini kemudian terbentuklah miselium generatif yang menghasilkan spora seksual (zigospora, askospora, basidiospora).
Nah, bagaimana sekarang? Sudah cukup mengenal Jamur dan memahami karakteristiknya? Siap lanjut ??
Yuuk kita pelajari pengelompokkannya, silakan klik disini ( Pengelompokkan Jamur )
0 komentar:
Posting Komentar