Guru Asyik

Ngajarnya Asyik Belajar Makin Asyik.

Mentoring Diet Online Mrs.Ticha

Mentoring Diet Berbasis Hypnoteraphy.

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog)

Kegiatan yang diprakarsai oleh IKatan Guru Indonesia dalam rangka meningkatkan keterampilan penguasaan teknologi guru berbasis blog.

Selasa, 29 September 2020

Sejarah Penemuan Virus

Virus


Makhluk yang satu ini tidak lagi asing bagi kita. Pandemi COVID-19 telah membuat kita cukup mengenalnya. Berbagai media telah membahasnya dengan lengkap. Setiap hari hingga hari ini update jumlah kasus, pasien yang sembuh, atau bahkan pasien yang meninggal, menghias timeline. 

Ya, virus, si makhluk super imut atau bisa dibilang super mini punya kemampuan infeksi yang luar biasa, hingga dapat menyebabkan kematian.

Yuk pelajari bersama!

Virus merupakan parasit obligat intraseluler yang bersifat infektisius.

Virus tidak memiliki ciri kehidupan, virus tidak melakukan metabolisme, dia tidak tumbuh dan berkembang.

Namun virus dapat menggunakan inangnya untuk mereplikasi dirinya.

Virus merupakan organisme dengan dua fase, yaitu

a. fase virion/tidak hidup

b. fase dalam sel yang terinfeksi/hidup

Sejarah Penemuan Virus

Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek membuka jendela dunia mikroorganisme. Dikenalah bakteri yang kemudian dinyakini sebagai sumber dari berbagai penyakit pada masa itu. 

Tidak terkecuali ketika mewabahnya penyakit pada tembakau di akhir abad 18, di mana tembakau merupakan komoditas ekonomi.

Tembakau Sakit

Dalam laman Science Direct tercatat Adolph Mayer (Direktur Percobaan Pertanian di Wageningen, Belanda) melakukan penelitian terhadap penyakit itu pada tahun 1879. Penyakit ini kemudian disebutnya dengan Tobacco Mosaic Disease karena penyakit ini menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan menyebabkan munculnya bercak-bercak kuning pada daun tembakau. Mayer menemukan bahwa getah tembakau yang sakit dapat menularkan penyakit tersebut pada tanaman tembakau lainnya. Dia menyimpulkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri.

Chamberland

Pengetahuan tentang penyakit ini terus berkembang, setelah penelitian yang dilakukan Dimitri Ivanovsky antara tahun 1887-1890. Pada masa itu telah ditemukan chamberland yakni filter porselen dengan memiliki pori-pori halus yang tidak dapat dilewati bakteri. Ivanovsky membuat ekstrak dari daun tembakau sakit lalu menyaringnya menggunakan chamberland, filtratnya kemudian disemprotkan pada tanaman tembakau sehat dan hasilnya tanaman tembakaunya menjadi sakit, maka dia menduga bahwa penyebab penyakit mozaik adalah mikroorganisme yang lebih kecil dibandingkan bakteri atau zat kimia (racun) yang dihasilkan oleh organisme tersebut. Muncul istilah virus, virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun.


Penelitian tentang penyakit mosaik kemudian dilanjutkan Martinus Beijerink, dia yang menduga bahwa penyebab penyakit mosaik ini adalah bakteri sehingga mencoba membiakkan penyebab penyakit ini dalam media tumbuh bakteri bernutrisi, namun hasilnya mikroorganisme ini tidak dapat tumbuh pada media tersebut. Selain itu usahanya menonaktifkan mikroorganisme dengan alkohol juga tidak membuahkan hasil, sehingga dia menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan bakteri. Dia juga membuktikan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan zat kimia/racun setelah menemukan bahwa daya infeksi dari satu tanaman sakit ke tanaman sakit berikutnya tidak berkurang. Hal tersebut berarti penyebab penyakit mosaik ini dapat berkembang biak dalam sel hidup.


Istilah yang diberikan yaitu contagium vivum fluidium artinya cairan penyebab penyakit yang kemudian disebut virus.

Penampakan Tobaco Mosaik Virus dengan mikroskop elektron

Pada tahun 1935, Wendell Meredisth Stanley menemukan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan cairan, tapi merupakan partikel yang dapat dikristalkan, namun bersifat hidup ketika mendapatkan sel inang. Dia kemudian menyebutnya sebagai Tobaco Mosaic Virus (TMV)

struktur TMV



Sumber referensi:

Sejarah Penemuan Virus Pertama Kali.https://www.microbeholic.com/2020/04/sejarah-penemuan-virus-pertama-kali.html diakses pada 21 September 2020.

Tobacco Mosaic Virus.https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/tobacco-mosaic-virus. diakses pada 21 September 2020.

Biologi Kelas 10 : Sejarah Penemuan Virus. https://www.youtube.com/watch?v=hzY07E-r5TM&list=PLpr6lhaptptl8udC9U6e8puWxUYNex69k&index=2.diakses pada 21 September 2020.

Senin, 14 September 2020

SIMULASI PTS Mapel PKWU Kelas XI Tahun 2020

 

Simulasi Penilaian Tengah Semester 1 Mata Pelajaran PKWu, meliputi penilaian materi:

  1. Pengenalan Lele
  2. Jenis-jenis Lele
  3. Peluang Usaha Budidaya Lele
  4. Tahapan Budidaya Segmen Pembenihan Lele
  5. Tahapan Persiapan Media pada Budidaya Ikan Lele Segmen Pembenihan
  6. Pemilihan Induk Lele Untuk Pemijahan
  7. Pemijahan Ikan Lele
Adapun materi-materi yang dapat dijadikan bahan belajar bisa klik link di atas.




Jika membutuhkan diskusi soal bisa komentar di bawah, atau melalui grup telegram Mapel PKWU.
Terima kasih....
Semoga bermanfaat...

Sabtu, 12 September 2020

SIMULASI PTS GANJIL KELAS X MAPEL BIOLOGI TAHUN 2020

Simulasi Penilaian Tengah Semester 1 Mata Pelajaran Biologi, meliputi penilaian materi:

  1. Ruang Lingkup Biologi
  2. Keanekaragaman Hayati
  3. Prinsip-prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup,
Adapun materi-materi yang dapat dijadikan bahan belajar bisa klik link berikut
Link soal akan terus dibuka, jadi bisa dicoba berulang kali.
Pembahasan soal akan dirilis mulai Senin, 14 September 2020 di chanel Youtube Mrs. Ticha, jangan lupa subcribe dan tekan tombol loncengnya untuk mendapatkan pemberitahuannya.

Berikut adalah soal simulasinya:
Selamat mengerjakan

Minggu, 06 September 2020

KLADOGRAM

Sistem klasifikasi modern telah mengaitkan persamaan dan perbedaan makhluk hidup dan mengarahkannya untuk menunjukkan filogeni. Kelompok-kelompok makhluk hidup yang terbentuk untuk menggambarkan hubungan kekerabatan atau filogeni disebut dengan klade. Klade mencakup sekelompok makhluk hidup yang melingkupi leluhur serta keturunannya juga. Dasarnya disebut kladistika, dimana persamaan dan perbedaan ciri dibandingkan untuk menentukan hubungan filogeni/leluhur  dengan keturunannya. wujud akhirnya menyerupai pohon bercabang dan sering disebut dengan pohon filogeni atau kladogram.

Pohon filogeni merupakan diagram bercabang yang menggambarkan hubungan evolusi nenek moyang beserta keturunannya. Bagian akarnya mewakili nenek moyangnya, sedang ujung filogeni menggambarkan organisme keturunannya. 

Kladogram juga menunjukan kesamaan evolusi antar spesies dan hubungan antar spesiesnya. 

Cabang biologi yang mengupas mengenai kesamaan evolusi antar spesies adalah filogenetik. 

Adapun jenis-jenis kladogram ada tiga, yaitu:

  1. monofiletik
  2. parafiletik
  3. polifiletik

Ketiganya berbeda pada unsur-unsurnya.

Monofiletik mencakup leluhur beserta keturunannya; parafiletik meliputi leluhur dengan beberapa keturunan saja ; sedangkan polifiletik melingkupi segala macam organisme tanpa nenek moyang yang sama.

Berikut Gambaran Struktur Kladogram





Prinsip-prinsip Dasar Klasifikasi dan Perkembangan Sistem Klasifikasi

                                 

Pada pembelajaran sebelumnya, yaitu tentang keanekaragaman hayati, Kalian telah mempelajari bahwa bumi kita ditempati oleh jutaan jenis makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakteristiknya masing-masing.
Saat ini kita dengan mudah dapat mengenalinya tidak lain karena jasa para peneliti pada masa itu yang melakukan upaya klasifikasi hingga kemudian melakukan penamaan secara ilmiah.

Apa itu klasifikasi? Klasifikasi merupakan upaya pengelompokkan makhluk hidup dengan dasar-dasar tertentu. Untuk apa? Ya, seperti yang sudah dituliskan sebelumnya tujuannya untuk mempermudah kita mengenali makhluk hidup.

Apakah hanya itu manfaatnya?
Yuk renungi bersama!
Perhatikan gambar berikut

sumber : https://pxhere.com/

Apa yang akan terjadi jika keadaan seperti gambar di atas diberlakukan di kebun binatang?

Ya... tentu bisa terjadi peristiwa makan dan dimakan antara mangsa dengan pemangsanya, bukannya menjadi tempat rekreasi malah menjadi arena perburuan dari si pemangsa.

Artinya pengelompokkan/pengklasifikasian juga membantu kita menentukan perlakuan terhadap makhluk hidup tersebut. Mengapa? karena tujuan dari klasifikasi itu sendiri di antaranya:
1. mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup
2. membedakan antara satu dengan yang lainnya
3. menyederhanakan obyek studi
4. mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya.
5. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Nah, bagaimana sekarang?
sudah lebih paham tentang pentingnya klasifikasi ya?
Oh ya,
produk/hasil dari klasifikasi adalah kelompok makhluk hidup.

Kita lanjutkan ya Guys,
setelah memahami pentingnya klasifikasi, maka selanjutnya kita harus tahu bagaimana prinsip-prinsip dari klasifikasi.

Klasifikasi dibedakan menjadi 3 cara

1. Sistem Klasifikasi Alami

Pada dasarnya sistem alami mengklasifikasikan atau mengelompokkan makhluk hidup didahului dengan pengamatan terhadap ciri fisik/morfologisnya, kemudian makhluk hidup dengan kesamaan ciri akan dijadikan satu kelompok. Misalnya:

Perhatikan data berikut:

  • Kucing
  • Ayam
  • Kelinci
  • Sapi
  • Kuda
  • Bebek

Dengan menggunakan sistem klasifikasi alami kita dapat mengelompokkan hewan dalam data tersebut berdasarkan jumlah kaki misalnya. Hasilnya:

  1. Kelompok hewan berkaki dua: Ayam dan Bebek
  2. Kelompok hewan berkaki empat : kucing, kelinci, sapi, kuda


Klasifikasi Sistem Buatan

Berbeda dengan sistem alami yang hanya menggunakan persamaan morfologi sebagai dasar, klasifikasi sistem buatan menggunakan dasar persamaan dan perbedaan ciri struktur tubuh luar maupun struktur tubuh bagian dalam. Kesamaan struktur dalam umumnya mengakibatkan adanya kesamaan kegunaannya. Sehingga beberapa referensi juga menyebutkan sistem buatan ini mengunakan tujuan praktis seperti kegunaan sebagai dasar.

Misalnya:

  • bayam
  • wortel
  • kangkung
  • padi
  • gandum

Berdasarkan data tersebut, kita dapat mengklasifikasikannya menjadi

  1. Kelompok bahan pokok adalah padi dan gandum
  2. Kelompok sayuran adalah bayam, wortel, kangkung.


Sistem ini telah diprakarsai oleh Carolus Linnaeus yang mengklasifikasikan makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan struktur. Kelompok-kelompok hasil klasifikasi disusun bertingkat. Tingkatan kelompok makhluk hidup disebut dengan "takson". Susunan hirearki takson adalah sebagai berikut:

  • Kingdom
  • Filum/Divisio
  • Kelas
  • Ordo
  • famili
  • Genus
  • Spesies
Tingkatan Takson

 

Semakin tinggi tinggi tingkatan taksonnya maka semakin sedikit persamaannya, anggotanya semakin banyak.

Semakin rendah tingkatan taksonnya maka semakin banyak persamaan, namun semakin sedikit anggotanya.

3. Sistem klasifikasi Modern

Sistem klasifikasi terus berkembang. Dimulai oleh Charles Darwin sistem klasifikasi modern didasari jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson yang sekaligus menggambarkan perkembangan makhluk hidup (filogenik).

Semakin dekat kekerabatannya berarti semakin banyak persamaannya baik struktur dalam, maupun struktur luar, bahkan fisiologisnya. Dasar ini diperkuat dengan biokimia perbandingan, dan genetika modern (diuji kesamaan DNAnya).

Perkembangan Sistem Klasifikasi

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom

Sistem klasifikasi ini diperkenalkan oleh Aristoteles, dan diajukan juga oleh taksonomi Linnaeus. Makhluk hidup dibagi hanya menjadi dua kingdom, yaitu Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia. Kingdom Plantae beranggotakan seluruh tumbuhan, sedangkan Kingdom Animalia meliputi seluruh hewan. Dasarnya tumbuhan tidak bergerak secara aktif dan bersifat autotrof, sedangkan hewan dapat bergerak aktif dan bersifat heterotrof.

2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom

Kelemahan dari sistem klasifikasi dua kingdom diantaranya tidak mempertimbangkan struktur selnya, sehingga tidak mewakili makhluk hidup yang bersifat uniseluler.
Ernst Haeckel di tahun 1866 mengajukan sistem klasifikasi 3 kingdom, sehingga makhluk hidup dibagi menjadi:
  1. Protista
  2. Plantae
  3. Animalia
Protista mewakili organisme yang bukan hewan dan tumbuhan, dengan ciri khasnya uniseluler.

3. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Penemuan mikroskop elektron menguak dunia mikroskopik dalam sel. Hasil pengamatan menunjukkan ada organisme-organisme yang tidak memiliki membran inti dan ada pula yang memiliki membran inti. Hal ini membuat makhluk hidup secara umum dibedakan menjadi kelompok prokariotik (yang tidak punya membran inti) dan eukariotik (yang mempunyai membran inti). Kelompok makhluk hidup prokariotik dimasukkan dalam kingdom Monera anggotanya adalah bakteri, sehingga 4 kingdom makhluk hidup menjadi:
  1. Monera
  2. Protista
  3. Plantae
  4. Animalia

4.Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Sistem 5 kingdom muncul atas usulan Robert H. Whittaker. Dalam sistem klasifikasi ini jamur yang sebelumnya dimasukkan dalam Kingdom Plantae kemudian menjadi kingdom sendiri yakni Kingdom Plantae. Alasannya karena fungi tidak mampu berfotosistesis, selain itu dinding sel pada fungi tersusun atas kitin (berbeda dengan dinding sel tumbuhan:selulosa). Sehingga pembagian makhluk hidup menjadi
  1. Monera
  2. Protista
  3. Fungi
  4. Animalia
  5. Plantae

5. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

Carl Woose mengajukan pembagian Monera menjadi Archae bacteria dan Eubacteria pada tahun 1977, berdasar penambahan domain yang dia cetuskan (domain archae,domain bacteria,dan domain eukarya).
Sehingga terdapat 6 kingdom makhluk hidup:
  1. Archaebacteria
  2. Eubacteria
  3. Protista
  4. Fungi
  5. Plantae
  6. Animalia

6. Sistem 2 Domain dengan 7 Kingdom

Sistem klasifikasi terus berkembang, Thomas Cavalier berbeda pendapat dengan Carl Woose sebab dia hanya membagi makhluk hidup ke dalam 2 domain, yakni Prokarya dengan Eukarya. Domai Prokarya meliputi bakteri dan archae, sedangkan domain eukarya meliputi protozoa, chromista, fungi, plantae, dan hewan.
Pada sistem klasifikasi 7 kingdom, Protista dipecah menjadi dua kingdom:
  • protozoa mewakili makhluk hidup uniseluler yang memiliki ciri seperti hewan (bergerak aktif dan heterotrof)
  • chromista mewakili semua uniseluler ataupun multiseluler sederhana yang memiliki kloroplas sehingga bersifat autotrof.
Berikut ini adalah gambaran dari 2 domain dengan 7 kingdom:

2 Domain 7 Kingdom


Sumber Referensi:
https://blog.ruangguru.com/apa-saja-prinsip-dan-dasar-klasifikasi-mahkluk-hidup diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://www.matain.id/article/2019/0609/mengenal-taksonomi-klasifikasi-organisme-yang-terus-berkembang.html diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://budisma.net/2019/10/apa-yang-dimaksud-dengan-klasifikasi-modern.html diakses pada Minggu, 7 September 2020
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/perkembangan-sistem-klasifikasi-6747/diakses pada Minggu, 7 September 2020







Selasa, 01 September 2020

Sistem Penamaan Ilmiah

Mind Map Penamaan Ilmiah

Seorang pelajar asal Cilacap melaporkan hasil penelitiannya dengan judul "Kandungan Zat Awet Muda dalam Gedhang". Laporan ini kemudian dipublikasikan secara nasional, dan dibaca oleh masyarakat Jawa Barat. Apa yang kemudian terjadi?

Jika mereka kemudian tidak membaca secara lengkap penelitian tersebut, dan langsung praktek berdasarkan judul, maka mereka akan mengonsumsi buah pepaya. Mengapa? karena "gedhang" dalam bahasa sunda berarti Pepaya. 

Tentu ini berbeda dengan maksud si peneliti, sebagai orang jawa "gedhang" merupakan nama lokal dari pisang sehingga obyek penelitian yang sesungguhnya adalah pisang bukan pepaya. 

Ini hanya gambaran sederhana bahwa penggunaan nama lokal sangat tidak memungkinkan dalam dunia penelitian. Tidak hanya antar suku dalam satu negara, perbedaan nama lokal juga antar negara di dunia. Artinya dibutuhkan suatu sistem penamaan yang berlaku secara international, sehingga tidak terjadi kesalahan pengenalan obyek karena perbedaan nama lokalnya.

Nah, sistem penamaan yang dimaksud adalah sistem penamaan ilmiah yang dikenal dengan "binomial nomenclatur" yang dicetuskan oleh Carolus Linnaeus. Sistem penamaan ini menggunakan bahasa latin yang merupakan bahasa yang tidak mengalami perubahan tata bahasa atau kosa kata dan dimengerti oleh ilmuwan pada masa itu.

Nama ilmiah terdiri dari dua kata, kata pertama sebagai penunjuk nama genus sedang nama kedua sebagai penunjuk spesies. Adapun aturannya adalah sebagai berikut:
a. nama spesies terdiri dari dua kata dari bahasa latin
b. huruf pertama penunjuk nama genus ditulis huruf besar
c. huruf pertama penunjuk nama spesies ditulis huruf kecil
d. penulisan menggunakan huruf miring atau digaris bawahi, bisa juga dicetak tebal
e. garis bawah kata pertama dan kedua harus terpisah

Tambahan: 
  • Nama deskriptor/pemberi deskripsi pertama dicantumkan dibelakang nama spesies cukup singkatan saja, dengan aturan penulisan : diawali kapital, tidak ikut dimiringkan pada penulisan huruf cetak atau tidak digaris bawah pada teknik tulis tangan. Contohnya: Durio zibethinus Mur
  • Bila tidak diketahui atau diperlukan penunjukkan jenis (spesies) maka nama spesiesnya (setelah genus) ditulis sp.(untuk hewan) dan spec. (untuk tumbuhan) dengan huruf kecil dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak tebal.
Contoh nama ilmiah:








Pola Persebaran Fauna di Indonesia

Sebagai negara kepulauan yang diapit oleh benua Asia dan benua Australia, juga diapit samudera Hindia dan samudera Atlantik Indonesia menjadi negara dengan megabiodiversity.


Dengan kata lain bumi pertiwi kita ini memiliki kekayaan plasma nutfah, keanekaragaman jenis, bahkan keanekaragaman ekosistem yang sangat tinggi, baik yang memiliki kemiripan dengan negara tetangga ataupun yang khas asli Indonesia/ endemik.

Pola persebaran fauna di Indonesia

Fauna Indonesia tersebar menjadi tiga bagian, yakni:

1. Bagian Barat Indonesia

2. Bagian Tengah Indonesia

3. Bagian Timur Indonesia

Pola persebaran ini tidak terlepas dari tiga garis imaginer yaitu

  1. Garis Wallace : dicetuskan Alfred Russel Wallace, memisahkan Pulau Kalimantan dengan Sulawesi dan terus memanjang hingga memisahkan Bali dengan Lombok untuk memisahkan fauna Asiatis dengan fauna Australis.
  2. Garis Weber: dicetuskan Max Carl Wilhelm Weber, membatasi bagian timur Sulawesi memanjang melewati Kepulauan untuk membedakan zona Asiatis dengan Australis.  
  3. Garis Lydeker, dicetuskan Richard Lydekker, membatasi Indonesia bagian timur dengan daerah Wallace. Membentuk kawasan Wallacea di antara dua garis imajiner ini yang merupakan kawasan/zona peralihan yang kemudian kita kenal dengan bagian tengah Indonesia.
Perhatikan gambar berikut:
Pembagian Persebaran Fauna

Adapun karakteristik dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 

Fauna di Indonesia Bagian Barat

  • kawasan barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali
  • mirip dengan hewan di Benua Asia
  • tergolong tipe asiatis, dengan kekhasan:
1. tidak berkantung
2. banyak jenis kera
3. mamalia besar (ukuran tubuhnya)
4. berbagai reptil
5. burung kecil dengan suara merdu
  • contoh faunanya:
Fauna Kawasan Barat (asiatis)


1. Orang utan, kera, beruang, dan tapir di hutan Sumatera dan Kalimantan
2. Gajah di Sumatera
3. Harimau loreng di Jawa dan Sumatera
4. Macan tutul dan kijang di Jawa, Bali dan Madura.
5. Jalak Bali di Bali
6. Trenggiling ada di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan
7. Keraakas di Kepulauan Bangka Belitung

Fauna di Indonesia Bagian Tengah

  • kawasan tengah merupakan wilayah wallacea meliputi Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara
  • zona peralihan dari fauna tipe Asiatis dengan tipe Australis
  • hewannya endemik indonesia sehingga terancam punah
  • contoh faunanya:
Kawasan Indonesia Tengah

1. burung maleo di Sulawesi dan Kepulauan Maluku
2. kuskus beruang di Sulawesi
3. Tarsius di Sulawesi
4. Anoa di Sulawesi
5. Babi rusa di Sulawesi Tengah
6. Komodo di Pulau Komodo, NTT.
7. Burung Kakaktua Jambul Kuning di NTT

Fauna di Indonesia Bagian Timur

  • kawasannya meliputi Kepulauan Maluku dan Papua
  • termasuk tipe Australis, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mamalia kecil dan berkantung
2. berbagai burung dengan bulu yang indah
3. ikan air tawar terbatas
4. banyak hewan bertanduk
  • contoh faunanya:
Kawasan Indonesia Timur


    1. Burung bulu indah : cendrawasih dan kasuari dari Papua, burung Kakaktua Putih , burung Bidadari dan Burung Nuri dari Maluku.
    2. Kangguru pohon di Maluku dan Papua
    3. Burung Mandar Gendang di Pulau Halmahera (endemik Indonesia)

Sumber Referensi: 

Pengantar Keanekaragaman Hayati

 Perhatikan gambar berikut!


Apa istimewanya gambar tersebut?
Ya kamu dapat melihat beraneka macam jenis bunga. Tidak hanya bunga yang beraneka macam, melainkan semua makhluk hidup yang ada di bumi ini.

Yuk pelajari keilmuannya melalui PPT berikut ini!


Semoga bermanfaat...
Tunggu pembahasan ya....