Virus
Ya, virus, si makhluk super imut atau bisa dibilang super mini punya kemampuan infeksi yang luar biasa, hingga dapat menyebabkan kematian.
Yuk pelajari bersama!
Virus merupakan parasit obligat intraseluler yang bersifat infektisius.
Virus tidak memiliki ciri kehidupan, virus tidak melakukan metabolisme, dia tidak tumbuh dan berkembang.
Namun virus dapat menggunakan inangnya untuk mereplikasi dirinya.
Virus merupakan organisme dengan dua fase, yaitu
a. fase virion/tidak hidup
b. fase dalam sel yang terinfeksi/hidup
Sejarah Penemuan Virus
Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek membuka jendela dunia mikroorganisme. Dikenalah bakteri yang kemudian dinyakini sebagai sumber dari berbagai penyakit pada masa itu.
Tidak terkecuali ketika mewabahnya penyakit pada tembakau di akhir abad 18, di mana tembakau merupakan komoditas ekonomi.
Dalam laman Science Direct tercatat Adolph Mayer (Direktur Percobaan Pertanian di Wageningen, Belanda) melakukan penelitian terhadap penyakit itu pada tahun 1879. Penyakit ini kemudian disebutnya dengan Tobacco Mosaic Disease karena penyakit ini menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan menyebabkan munculnya bercak-bercak kuning pada daun tembakau. Mayer menemukan bahwa getah tembakau yang sakit dapat menularkan penyakit tersebut pada tanaman tembakau lainnya. Dia menyimpulkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
Pengetahuan tentang penyakit ini terus berkembang, setelah penelitian yang dilakukan Dimitri Ivanovsky antara tahun 1887-1890. Pada masa itu telah ditemukan chamberland yakni filter porselen dengan memiliki pori-pori halus yang tidak dapat dilewati bakteri. Ivanovsky membuat ekstrak dari daun tembakau sakit lalu menyaringnya menggunakan chamberland, filtratnya kemudian disemprotkan pada tanaman tembakau sehat dan hasilnya tanaman tembakaunya menjadi sakit, maka dia menduga bahwa penyebab penyakit mozaik adalah mikroorganisme yang lebih kecil dibandingkan bakteri atau zat kimia (racun) yang dihasilkan oleh organisme tersebut. Muncul istilah virus, virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun.
Penelitian tentang penyakit mosaik kemudian dilanjutkan Martinus Beijerink, dia yang menduga bahwa penyebab penyakit mosaik ini adalah bakteri sehingga mencoba membiakkan penyebab penyakit ini dalam media tumbuh bakteri bernutrisi, namun hasilnya mikroorganisme ini tidak dapat tumbuh pada media tersebut. Selain itu usahanya menonaktifkan mikroorganisme dengan alkohol juga tidak membuahkan hasil, sehingga dia menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan bakteri. Dia juga membuktikan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan zat kimia/racun setelah menemukan bahwa daya infeksi dari satu tanaman sakit ke tanaman sakit berikutnya tidak berkurang. Hal tersebut berarti penyebab penyakit mosaik ini dapat berkembang biak dalam sel hidup.
Istilah yang diberikan yaitu contagium vivum fluidium artinya cairan penyebab penyakit yang kemudian disebut virus.
Pada tahun 1935, Wendell Meredisth Stanley menemukan bahwa penyebab penyakit mosaik bukan cairan, tapi merupakan partikel yang dapat dikristalkan, namun bersifat hidup ketika mendapatkan sel inang. Dia kemudian menyebutnya sebagai Tobaco Mosaic Virus (TMV)
Sumber referensi:
Sejarah Penemuan Virus Pertama Kali.https://www.microbeholic.com/2020/04/sejarah-penemuan-virus-pertama-kali.html diakses pada 21 September 2020.
Tobacco Mosaic Virus.https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/tobacco-mosaic-virus. diakses pada 21 September 2020.
Biologi Kelas 10 : Sejarah Penemuan Virus. https://www.youtube.com/watch?v=hzY07E-r5TM&list=PLpr6lhaptptl8udC9U6e8puWxUYNex69k&index=2.diakses pada 21 September 2020.