Selasa, 09 Februari 2021

Pteridophyta/Tumbuhan Paku

 

Karakteristik Pteridophyta/Tumbuhan Paku

Adiantum sp
Sumber: Vengolis, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

Perhatikan gambar di atas?
Apakah kamu tahu nama tumbuhan di atas?
Tumbuhan tersebut merupakan  Adiantum sp, salah satu anggota dari divisi Pterydophyta alias Paku. Kita mungkin lebih sering mengenalnya dengan sebutan suplir, karena umumnya dijadikan sebagai tanaman hias.

Paku termasuk ke dalam tumbuhan Tracheophyta artinya paku memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem). Sebagai tumbuhan, paku tentunya memenuhi ciri tumbuhan lainnya seperti :

  • eukariotik
  • multiseluler komplek
  • berdinding sel selulosa
  • berklorofil
  • autotrof (mampu berfotosintesis)
Jika diamati lebih dekat, kalian akan dapat menemukan keistimewaan tumbuhan ini. Perhatikan gambar berikut!

sporofil
Sumber: Jerzy OpioÅ‚a, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Fokuslah pada bagian tepi daunnya! Pada bagian tersebut tampak ada noktah kecoklatan, bila diperbesar kamu akan menemukan sorus.

sorus
Sumber: Pinterest

Sorus merupakan kumpulan dari sporangium ( yang didalamnya terkandung sel induk spora / bakal spora ). Daun bersorus diseput dengan daun sporofil (daun yang menghasilkan spora). Nah inilah salah satu kekhasan dari paku yang membedakannya dengan tumbuhan lain. 

Tidak hanya itu, karakteristik unik dari paku yang lainnya adalah memiliki sirsinat (daun muda yang menggulung) seperti gambar di bawah ini.


sirsinat
Sumber :  Amanda Slater from Coventry, England, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons

Struktur Pteridophyta

Jika diamati secara keseluruhan, akan lebih mudah membedakan akar, batang dan daunnya. Keberadaan xilem dan floem mendukung terbentuknya akar, batang dan daun sejati. Dengan demikian paku termasuk ke dalam tumbuhan cormophyta. Mari kita bahas mengenai strukturnya!

struktur paku
Sumber: Pinterest

Secara umum tumbuhan paku terdiri dari:

  1. Akar (root) yang dilindungi kaliptra dan berupa serabut.
  2. Batang yang tumbuh menjalar di bawah tanah (rhizome)
  3. Pelepah Daun (frond) yang tersusun atas tangkai daun (stalk) dan helaian daun (blade). 
  4. Sirsinat (fiddlehead) yaitu daun muda menggulung.
Daun paku dapat dibedakan berdasarkan ukurannya menjadi dua, yaitu:
  • daun mikrofil yang berukuran kecil berupa sel selapis yang berbentuk rambut
  • daun makrofil yang berukuran besar namun tipis, dilengkapi epidermis dan mesofil, punya tangkai daun dan tulang daun.
Tidak hanya berdasar ukurannya, tetapi juga dibedakan berdasarkan fungsinya:
  • tropofil yang berperan dalam fotosintesis
  • sporofil yang menghasilkan spora

Reproduksi Paku

Berbeda dengan lumut, metagenesis pada paku didominasi oleh generasi sporofit, wujud sporofitnya adalah tumbuhan paku yang sering kita  jumpai. Paku juga membutuhkan air sebagai media fertilisasi spermatozoid ke ovum. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!

Sumber:  NuriaWrite, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

Berdasarkan gambar di atas kita dapat mengetahui tahapan reproduksi paku sebagai berikut:
  1. spora tumbuh dan berkembang menjadi protalium melalui pembelahan mitosis
  2. protalium terus berkembang hingga membentuk struktur anteridium dan atau arkegonium. Anteridium berperan sebagai penghasil gamet jantan (spermatozoid) sedangkan arkegonium berperan sebagai penghasil gamet betina (ovum).
  3. Ketika anteridium matang maka kantungnya pecah melepas spermatozoid, pada saat ini dibutuhkan air yang cukup untuk menggenangi protalium sehingga spermatozoid dapat berenang menuju ovum dalam arkegonium. Ovum telah mengeluarkan feromon sebagai sinyal kimia untuk mengundang spermatozoid.
  4. Setelah spermatozoid menjangkau ovum terjadilah fertilisasi yang membentuk zigot.
  5. Zigot yang terbentuk akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku.
  6. Tumbuhan paku dewasa memiliki daun-daun sporofil (penghasil spora) yang mengandung sel induk spora 
  7. Sel induk spora ini kemudian mengalami meiosis, sehingga dihasilkan spora-spora haploid yang selanjutnya akan mengulang putaran siklus kembali.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka akan tampak sebagai berikut!
Metagenesis Paku Homospora

KLASIFIKASI PTERIDOPHYTA


Divisi Pteridophyta dapat dibedakan menjadi 3 jenis, berdasarkan sporanya:
  1. Paku Homospora : Paku kelompok ini menghasilkan bentuk dan ukuran spora yang sama. Contoh dari paku homospora adalah Lycopodium sp (Paku Kawat).
  2. Paku Heterospora : Paku kelompok ini menghasilkan spora berukuran kecil (mikrospora) yang berkembang menjadi anteridium, dan spora berukuran besar (makrospora) yang berkembang menjadi arkegonium. Contoh dari paku heterospora adalah Selaginella widenowii dan Marsilea crenata.
  3. Paku Peralihan:  Paku kelompok ini menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama namun jenis kelamin jantan dan betina. Contoh dari paku peralihan adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).
Perhatihan perbandingan bagan dari ketiga jenis paku di atas!
Metagenesis Paku Homospora

Metagenesis Paku Heterospora

Metagenesis Paku Peralihan
Sedangkan secara taksonomi, Paku dibedakan menjadi empat kelas, yaitu 
  1. Psilophtinae (Paku Purba)
  2. Lycopodinae (Paku Kawat)
  3. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
  4. Filicinae (Paku Sejati)

Psilophtinae/Paku Purba 

Psilotum nudum

Sumber : Forest & Kim Starr, CC BY 3.0 US, via Wikimedia Commons

Gambar di atas menunjukkan spesies Psilotum nudum yang merupakan contoh dari paku purba. Apabila diamati dari dekat akan tampak beberapa bagian sebagai berikut: 
  • batang dikotom atau batang bercabang dua yang berperan dalam fotosintesis.
  • daun mikrofil yang menyerupai sisik kecil melekat pada batang
  • sporangium berbentuk bulatan-bulatan kuning yang melekat pada ruas-tuas batang
Paku purba merupakan paku paling primitif yang belum dilengkapi dengan pembuluh angkut. Spesiesnya sangat terbatas. Kelas paku ini termasuk kedalam paku homospora

Lycopodinae (Paku Kawat)

Lycopodium


Paku Kawat, sebutan ini muncul mengacu pada batang daunnya yang menyerupai kawat sepeti gambar di atas. Kekhasan kelas ini adalah sporangium-sporangium yang membentuk strobilus kerucut di ujung batang. Strobilus merupakan kumpulan dari sporangium. Anggotanya ada yang masuk ke dalam paku homospora yaitu Lycopodium, sedangkang anggotanya yang lain yaitu  Selaginela widenowii  masuk ke dalam paku heterospora.

Equisetinae (Paku Ekor Kuda)

Equisetum sp

Kelas berikutnya adalah Equisetonia alias paku ekor kuda. Sebutan ini dikarenakan batang beruas dengan daun menyerupai kawat yang melingkarinya (seperti gambar di atas). Setelah terjadi fertilisasi, strobilus akan tumbuh di ujung batang dengan betuk kerucut seperti gambar berikut:

Strobilus Equisetonia


Selain itu Paku Ekor Kuda khas dengan batang berongganya yang bersifat keras dan mengandung silika. Bubuk dari batang paku ini dijadikan bahan baku alat penggosok seperti amplas. Berdasarkan spora yang dihasilkan paku ekor kuda dapat digologkan ke dalam paku peralihan.

Psilopsida (Paku Sejati)

Sumber: © William Crochot / Wikimedia Commons 

Psilopsida merupakan paku sejati. Dilengkapi dengan daun makrofil dengan sporangium yang terletak di bawah sporofil (daun penghasil spora). Sporangium paku sejati sering disebut dengan sori. Kumpulan sori membentuk sorus. Wujudnya noktak kecoklatan di bagian bawah daun. Daun mudanya menggulung membentuk sirsinat. Kekhasan daunnya sangat mencolok jika dibandingkan dengan kelas lainnya.

Banyak jenis psilopsida yang dijadikan tanaman hias, seperti :

  • Adiantum sp ---> suplir
  • Asplenium nidus ---> sarang burung
  • Platycerium bifurcatum ----> paku tanduk rusa

Peran Paku dalam Kehidupan

Tabel Peran Paku

Nah, demikian penjelasan tentang Pteridophyta.
Apakah sudah cukup jelas?
Tulis pertanyaanmu di kolom komentar ya...

0 komentar:

Posting Komentar