Selasa, 02 Februari 2021

Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Karakteristik Bryophyta/Tumbuhan Lumut

Lumut, sebutan ini sebenarnya sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah yang disebut dengan lumut itu benar-benar Bryophyta atau malah organisme dari Kingdom lain yang memiliki kemiripan dengannya?
Mari kita cari tahu bersama!
Marchantia polimorpha
Sumber: Bernd HaynoldCC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh dari anggota Bryophyta, Marchantia polimorpha.
Apakah kamu bisa menunjukkan mana bagian batang atau daunnya? 
Ya, sulit untuk dapat membedakan organ-organ pada Lumut, sebab berbeda dengan divisi tumbuhan lainnya lumut tidak sepenuhnya mengalami diferensiasi jaringan, tubuhnya masih berupa tallus.
Lumut dikatakan peralihan dari thallophyta (tumbuhan bertalus) ke cormophyta (tumbuhan dengan akar, batang, dan daun sejati).
Tubuhnya tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem) sehingga digolongkan kedalam kelompok tumbuhan atracheophyta/tidak berpembuluh. Transportasi zat antar selnya terjadi secara difusi. 
Meskipun demikian lumut memiliki kekhasan tumbuhan seperti:
  • selnya eukariotik
  • multiseluler
  • dinding sel dari selulosa
  • berklorofil
  • mampu berfotosintesis --->  autotrof
  • mengalami metagenesis
Foto oleh form PxHere

Di manakah kita bisa menemukan tumbuhan lumut?
Yup, lumut merupakan amphibious plant, tumbuhan yang mengalami peralihan dari habitat air ke darat. Sehingga kita akan mudah menjumpainya di tempat yang lembab dan basah. 
Air penting bagi lumut, bukan hanya sebagai bahan baku fotosintesis melainkan sebagai media reproduksi. Sebelum membahas lebih lanjut perlu diketahui bahwa dalam reproduksi tumbuhan dihasilkan gamet jantan dan betina. Gamet jantan pada lumut berupa spermatozoid dan gamet betinanya berupa ovum. 
Nah, spermatozoid dapat menjangkau ovum dengan bantuan air, baik itu air hujan, ataupun air yang menggenangi tumbuhan lumut. 
Metagenesis pada lumut didominasi fase gametofit. Fase gametofit lumut berupa tumbuhan lumut itu sendiri, sifatnya haploid, dan mampu membentuk gamet. Jika gamet jantan dan betina mengalami fertilisasi maka akan terbentuk generasi sporofitnya yang menghasilkan spora.
Oke, jadi apa saja ciri-ciri yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi lumut:
  1. eukariotik
  2. multiseluler
  3. berdinding sel selulosa
  4. berklorofil dan dapat berfotosisintesis ---> autotrof
  5. tidak memiliki pembuluh angkut
  6. tubuhnya berupa talus
  7. hidup di lingkungan lembab dan basah
  8. reproduksinya bergantung pada air
  9. fase gametofitnya lebih dominan dibanding fase sporofit.
  10. menghasilkan spora

Struktur Tubuh



Tubuh lumut yang berupa talus memiliki bagian-bagian yang menyerupai akar, batang, dan daun. Bagian-bagian ini nampak justru pada fase gametofit yaitu fase penghasilan gamet. Bagian yang meyerupai akan dikenal dengan struktur rizoid, terletak di bagian bawah lumut dan merekat pada substrat hidupnya.

Reproduksi Bryophyta/Lumut

Sumber: Htpaul, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa lumut mengalami metagenesis, dengan fase dominan gametofit. Mari kita pelajari bersama bagaimana pergiliran keturunannya terjadi! Perhatikan bagan di atas!

Tahapan reproduksi lumut adalah sebagai berikut:

  1. spora (haploid/n)  berkecambah menjadi protonema (haploid/n)
  2. protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut
  3. tumbuhan lumut dewasa akan membentuk gametofit jantan (anteridium) dan gametofit betina (arkegonium)
  4. anteridium menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum.
  5. ketika spermatozoid matang, dan terkena tetesan hujan atau embun, spermatozoid akan menjangkau ovum dalam arkegonium
  6. terjadilah fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot dalam arkegonium.
  7. Zigot (diploid/2n) akan menumbuhkan seta dengan ujung sporangium.
  8. Di dalam sporangium terdapat sel induk spora (diploid/2n)
  9. sel induk spora kemudian mengalami meiosis menghasilkan spora (haploid/n)
  10. spora ini kemudian dilepaskan ke lingkungan ketika sporangiumnya pecah, siklus pun terus berulang.
Apabila disusun dalam betuk bagan metagenesis maka akan menjadi:
Metagenesis Lumut

Klasifikasi Lumut

Lumut diklasifikasikan menjadi 3 kelas berdasarkan bentuk gametofitnya, adapun 3 kelas tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Bryopsida atau Lumut Daun
  2. Hepaticopsida atau Lumut Hati
  3. Antocheropsida atau Lumut Tanduk
Untuk memudahkan kita membedakan ketiga kelas tersebut perhatikan tabel berikut!
Tabel Perbedaan Lumut

Sumber Gambar Lumut:
Alfa Nadhya, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons 
J.F Gaffard Jeffdelonge at fr.wikipedia, CC BY-SA 3.0 , via Wikimedia Commons 
HermannSchachner, CC0, via Wikimedia Commons

Untuk peran lumut dapat kamu lihat pada tabel di atas ya!
Demikian penjelasan tentang lumut!
nantikan video pembahasannya di channel Youtube Mrs.Ticha Guru Asyik.
Salam Semangat!

0 komentar:

Posting Komentar