Minggu, 07 September 2025

Day One

Gagal Itu Data, Bukan Akhir

Siapa si orang yang tidak pernah gagal? Sekelasnya Thomas Alfa Thomas Eddison aja butuh 1000 kali nyoba sampai akhirnya bisa nemuin filamen yang sempurna untuk bola lampu pijar. Yakin aja deh, bahwa tidak ada usaha sia-sia, seperti lagunya Idgitaf "Hal Baik Butuh Waktu Untuk Datang". 

Wait, wait, tiba-tiba banget ni bahas soal kegagalan! Ada apa? Are you OK?

Yups, seribu persen aku baik-baik aja. Moment of truthnya adalah aku lagi belajar nulis lagi. Ga boong ya, adanya assisten AI bikin aku makin jarang nulis. Lebih sering ngeprompt dibanding ngasah kemampuan merangkai kata lagi. 

Terus???? Apa hubungannya sama gagal? 

Buat nyemangatin diri sendiri aja si, soalnya sejujurnya rasanya aku cuma muter-muter di lingkaran yang sama. Rasanya kaya udah sejauh itu, tapi balik lagi ke nol. Atau dengan kata lain, gagal lagi mencapai tujuan. 

Tujuan yang mana? 

Tujuanku dari SMA. 

Aku masing inget dulu di sela canda obrolan seru dalam angkutan umum pas pulang sekolah, kukatakan pada mereka (teman-teman seperjuanganku di SMA), "Suatu hari aku akan menulis sebuah buku dan kalian bisa melihatnya di rak-rak toko buku." 

Faktanya, mandeg. Jemariku kaku, seperti kata yang terjalin semrawut ini. 

Tapi... kali ini aku ga mau berekspektasi tinggi-tinggi, sepuluh menit aja, ga perlu tulisan yang sempurna, cukup nulis aja. 

Sembari menanamkan dalam diri  bahwa gagal itu data, bukan akhir. 

Dua puluh tahun berlalu dari hari itu, hari ini aku melangkah lebih dekat dibanding dua puluh tahun lalu, besok akan makin dekat lagi, lusa mungkin jadi nyata.

Karena apa?

Karena ada Dia, yang Maha Mengabulkan Doa, yang percikanNya sempurna. 

10 menit untuk memulai lagi, ternyata tidak seberat itu karena ternyata aku tambah 10 menit berikutnya untuk menuntaskan tulisan murniku sendiri kali ini.

See You, in the next coretanku.

Cilacap, 8 September 2025


0 komentar:

Posting Komentar