Guru Asyik

Ngajarnya Asyik Belajar Makin Asyik.

Mentoring Diet Online Mrs.Ticha

Mentoring Diet Berbasis Hypnoteraphy.

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog)

Kegiatan yang diprakarsai oleh IKatan Guru Indonesia dalam rangka meningkatkan keterampilan penguasaan teknologi guru berbasis blog.

Senin, 19 Oktober 2020

Pendederan Lele

Tiga minggu setelah penetasan telur, larva lele telah tumbuh menjadi benih-benih lele berukuran 1-2 cm.
Benih Lele

Benih-benih ini pun siap untuk memasuki tahap pendederan. Pendederan merupakan proses pemeliharaan benih hasil "penetasan telur-pemeliharaan larva" hingga mencapai ukuran tertentu yang siap untuk ditebar di kolam pembesaran.

Tahap pendederan sangat krusial dalam Pembenihan, karena bertujuan untuk membiasakan benih lele dengan makanan dan lingkungannya. Selain itu juga dimanfaatkan untuk sekaligus menggolong-golongkan benih lele berdasarkan kualitas dari kecepatan pertumbuhannya.

Tempat yang dipergunakan untuk pendederan diatur kondisi lingkungannya dalam rangka menekan mortalitas/kematian dari benih lelenya. Pasalnya benih-benih ini masih sangat rentan terhadap serangan hama.

Pendederan meliputi dua segmen, yaitu
  1. segmen satu /tahap pertama : pemeliharaan benih 1-3 cm selama 2-3 minggu sehingga mencapai ukuran 3-5 cm
  2. segmen dua / tahap kedua : pemeliharaan benih 3-5 cm selama 30 hari sehingga mencapai ukuran 8-12 cm
Adapun tahapan-tahapan pendederan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Kolam Pendederan
  • kolam disarankan tidak terlalu luas untuk mempermudah pengontrolan
  • luas kolam yang bisa digunakan 2x3 m2 atau 3x4 m2
  • kedalaman kolam 0,75 cm - 1 m
  • dilengkapi kamalir (cerukan kecil yang lebih dalam dibanding lainnya untuk menampung panenan benih)
  • jika menggunakan kolam tembok atau tanah gunakan jaring halus agar benih tidak bisa melintasi saluran air
  • disarankan menggunakan kolam jaring
  • keringkan kolam untuk membunuh bibit penyakitnya
  • tambahkan pupuk berupa kotoran ayam kurang lebih 200-300 gram/m2, selain itu juga pupuk TSP dan urea 10 gram/m2 untuk menyuburkan kolam tanah
  • tambahkan pula 25-30 gram/m2 kapur dolomit untuk menaikkan tingkat keasaman tanah dan membantu membunuh bibit penyakit
  • isi air dengan kedalaman 40-50 cm agar benih dapat mengambil oksigen dengan baik
  • biarkan kolam selama seminggu dengan tujuan menumbuhkan pakan alami
2. Penebaran atau Pelepasan benih
  • pastikan menebar benih 1-3cm / umur 3 minggu dengan kepadatan yang sesuai yaitu 500-700 ekor/m2
  • lakukan pada pagi atau sore untuk menghindari stress benih
  • masukkan benih dalam wadah penuh air kolam
  • masukkan wadah ke kolam pendederan, lalu miringkan untuk melepas benih ( air wadah menyatu dengan air kolam)
3. Pemeliharaan Benih
    Untuk memelihara benih ada tiga hal utama yang diperhatikan yaitu
  1. pakan : Pakan diberikan tiga kali dalam sehari, dalam bentuk tepung pelet. tepung pelet yang digunakan memiliki kadar 40%. tidak boleh memberi pakan berlebihan karena bila tidak habis membuat sisa pelet menumpuk dan membentuk amonia yang beracun bagi ikan/
  2. kualitas air : menggunakan air mengalir sistem paralon dengan debit kecil.
  3. hama dan penyakit : pencegahan hama seperti belut , katak, kadal dan ular dengan menggunakan anyaman bambu untuk menutup kolam, serta menjaga kualitas dan kuantitas air untuk mencegah penyakit yaitu dengan menjaga pH air.
4. Pemanenan Segmen 1
  • dilakukan 2-3 mingggu setelah ukuran menjadi 3-5 cm
  • waktu yang paling baik adalah pagi atau sore
  • kolam dikeringkan hingga menyisakan air di kamalir
  • benih diambil dengan sair
  • tingkat mortalitasnya sekitar 25-30 % dari jumalh yang ditebar
  • cara menyeleksi bibitnya menggunakan grader (saringan dengan diameter tertentu) ukuran 3-5 cm.- benih grade a yang dipanen dalam waktu 18 hari
Grader/alat grading


  • benih grade b yang dipanen 21 hari
  • sisanya benih grade c
5. Pendederan Tahap Kedua
  • langkah-langkahnya sama dengan pendederan tahap satu hanya saja kepadatannya menjadi 250-300 ekor/m2
  • lama waktu pemeliharaan 30 hari
  • benih hasil segmen 2 berukuran 8-12 cm
Referensi :
http://carapetunjukbudidaya.blogspot.com/2013/06/budidaya-ikan-lele-pendederan.html
https://www.daquagrotechno.org/cara-pendederan-benih-ikan-lele/
https://empangqq.com/2015/03/02/cara-ternak-lele-mulai-dari-pendederan-sampai-pembesaran/
https://alamtani.com/pembenihan-ikan-lele/
x

Senin, 05 Oktober 2020

Pemanenan dan Penetasan Telur Lele / Persiapan Pembenihan

Pemanenan dan Penetasan Telur Lele

Tahapan setelah Pemijahan Ikan Lele adalah Pemanenan Telur dan Penetasan Telur

Sebenarnya pada saat mempersiapkan kolam untuk pijah, sebaiknya pembudidaya sekaligus mempersiapkan kolam penetasan. Mengapa? Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat mortalitas pada larva lele baik karena keadaan abiotik kolam pijang yang kurang sesuai dengan kebutuhan larva juga karena ancaman dari induknya sendiri. 

Kolam penetasan disarankan menggunakan akuarium. Pasalnya kolam yang langsung terkena sinar matahari dan hujan dapat menyebabkan kematian pada larva dikarenakan suhu tidak stabil.

Kolam penentasan diisi dengan air dengan ketinggian 20-30 cm, lalu diberi methylen blue. 


Methylen blue merupakan bakterisida dan fungisida untuk akuarium, sehingga air untuk penetasan terjamin kesterilannya dari bibit penyakit.

Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan methylen blue adalah 2mg/liter. 

Kolam penetasan dilengkapi dengan dua alat penting:

1. aerator : untuk mengaerasi kolam/menambah jumlah oksigen terlarut.

2. water heater : untuk meningkatkan suhu air, sehingga tercipta kondisi ideal 24-26 derajat Celcius.


Telur ikan lele sendiri bersifat adesif/melekat kuat pada substrat, sehingga akan menempel pada kakaban yang disediakan pada kolam pijah. 

Keesokkan hari setelah pemijahan telur-telur yang menempel pada kakaban tersebut diangkat dengan hati-hati untuk dipindahkan ke kolam penetasan.

Posisi kakaban disesuaikan agar rata dan memastikan telur-telur berada dibagian bawah dan terendam air.

Telur-telur yang berhasil dibuahi akan berwarna kuning cerah kecoklatan, selain itu pada permukaan kolam tampak seperti ada lapisan minyak. Sedangkan telur-telur yang gagal dibuahi akan berwarna putih.

Oleh karena itu telur-telur ini perlu dipindahkan segera agar tidak mengkontaminasi telur yang sehat.

Penetasan telur sendiri dapat terjadi 18-24 jam setelah pemijahan.

Perawatan Telur

Untuk menjaga kualitas air selama menunggu penetasannya, air diberi sedikit aliran melalui aerasi menggunakan aerator. 

Jika penetasan berhasil maka larva akan berkumpul di dasar kolam. Kakaban kemudian dipindahkan/diangkat.

Larva tetasan akan mulai menyebar setelah berumur 2 hari, sampai 3 hari pembudidaya tidak perlu memberi pakan sebab sumber makanan larva berasal dari kuning telurnya sendiri.

Pada hari keempat barulah pakan alami diberikan yaitu berupa cincangan cacing rambut/tubifex atau kutu air/daphnia. Frekuensi pemberian pakan adalah dua kali sehari pagi dan sore hari. Alasan pemberian pakan alami adalah menghindari penurunan kualitas air akibat sisa pakan buatan yang mengendap.

Untuk mempertahankan kehidupan larva ini pembudidaya harus rajin mengganti air yakni setiap 2-3 hari sekali, dengan teknik penyiponan. 

Teknik ini menggunakan selang yang diisap lalu diarahkan ke dasar kolam untuk membersihkan kotoran di dasar kolam tersebut. Air yang diganti kurang lebih 50-70%.

Proses pemeliharaan ini berlangsung 7-10 hari hingga larva siap dipanen sebagai benih ukuran 1-1,5 cm.

Referensi:

https://suksesmina.wordpress.com/2013/02/08/5-menit-memahami-pembenihan-lele-dumbo/

http://www.bibitikan.net/cara-pemeliharaan-telur-dan-larva-ikan-lele/

https://kabartani.com/langkah-perawatan-larva-ikan-lele-dari-penetasan.html

https://www.dunia-perairan.com/2018/09/tahapan-perawatan-dan-penetasan-telur.html

http://www.alamikan.com/2012/05/metil-biru-methylene-blue.html