Guru Asyik

Ngajarnya Asyik Belajar Makin Asyik.

Mentoring Diet Online Mrs.Ticha

Mentoring Diet Berbasis Hypnoteraphy.

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog)

Kegiatan yang diprakarsai oleh IKatan Guru Indonesia dalam rangka meningkatkan keterampilan penguasaan teknologi guru berbasis blog.

Minggu, 28 September 2025

What do you expect?

Aku Berharap Bisa Membuat Semua Muridku Bahagia Dalam Kelasku

Pembelajaran Difusi-Osmosis Kelas XI F 11

Seminggu lebih off menulis sesuka hati, fokus pada menambah bahan belajar anak-anak ( read: murid-murid) untuk mengoptimalkan persiapan mereka menghadapi evaluasi. Mulai dari rangkuman sampai latihan soal, semua yang memungkinkan pengetahuan yang lebih dalam dan kaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai seorang guru, keberhasilan muridnya melewati evaluasi adalah salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembelajarannya sendiri. Bukan sekedar untuk memberi hak murid (mendapat nilai sesuai kemampuannya) melainkan juga untuk dasar pengembangan dan perbaikan di kemudian hari. 

Menjadi guru adalah jalan yang Allah gariskan untukku. Aku masih ingat jurusan pendidikan biologi ini bukan pilihanku. Saat SMA aku ingin sekali menjadi jurnalis, namun karena orang tua tak memberi ijin akhirnya kupasrahkan pada guru BK untuk membantuku memutuskan, hingga akhirnya UNY menerimaku di FMIPA dan perlahan membangun cinta.

Biologi memang menyenangkan, belajar adalah hal yang mengasyikkan, jadi mengajar biologi membuatku melakukan hal yang mengasyikkan sekaligus menyenangkan. Aku pun selalu berharap murid-murid bisa merasakan betapa membahagiakan momen-momen belajar kami. Aku berharap bisa membuat semua muridku bahagia dalam kelasku. Tidak hanya itu aku juga berharap mereka belajar dengan tuntas dan mendalam.

Tiba-tiba terlintas, "What do you expect?" 

Aku sadar aku masih jauh dari kata sempurna, sepuluh tahun melakoni profesi ini aku merasa belum juga berhasil mewujudkannya.  Salah satu hal yang kubutuhkan adalah refleksi mereka, baik atas diri ataupun kelas kami. Apa yang mereka rasakan, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka harapkan menjadi bagian penting dari keberhasilan belajar kami bersama. 

Jika kamu adalah murid, apa yang kamu harapkan dari gurumu? sepeti apa kelas yang kamu impikan? Mau berbagi denganku? Tulis dikomentar ya!


#sepuluhmenitmenulis
#jadisejamkarenakeasyikkan
#jadikankebiasaanbaik


Sabtu, 20 September 2025

Persiapan Asesmen Sumatif 1 - Bagian 7

 

Mengenal Lebih Dekat Alat Peneliti Biologi: Kunci Determinasi dan Kladogram

Sebagai seorang peneliti, kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami hubungan antar makhluk hidup adalah hal yang krusial. Dua alat yang akan selalu kamu gunakan di lapangan atau laboratorium adalah kunci determinasi dan kladogram. Keduanya memiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi.

1. Menggunakan Kunci Determinasi untuk Identifikasi

Bayangkan kamu menemukan spesies baru yang tidak dikenal. Langkah pertama yang kamu lakukan adalah menggunakan kunci determinasi. Alat ini adalah serangkaian pernyataan berpasangan yang saling berlawanan. Dengan mengikuti alur yang ada, kamu bisa menyempitkan pilihan hingga menemukan identitas spesies tersebut.

Contoh sederhana dari sebuah kunci determinasi:

  • 1a. Organisme memiliki sayap ... (lanjut ke nomor 2)

  • 1b. Organisme tidak memiliki sayap ... (lanjut ke nomor 3)

Alat ini membantumu mengidentifikasi spesies secara sistematis, menjadikannya panduan praktis yang tak tergantikan.


2. Membaca Kladogram untuk Hubungan Evolusi

Setelah berhasil mengidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memahami posisinya dalam pohon filogeni "pohon kehidupan". Untuk ini, kita gunakan kladogram. Kladogram adalah diagram yang memvisualisasikan hubungan kekerabatan evolusi antar spesies. Setiap percabangan menunjukkan adanya nenek moyang yang sama.

Dalam membaca kladogram, kamu akan menemukan tiga jenis kelompok:

  • Monofiletik: Ini adalah kelompok yang paling dicari oleh peneliti. Kelompok ini mencakup nenek moyang tunggal dan semua keturunannya. Ini menunjukkan hubungan kekerabatan yang paling akurat dan mencerminkan kelompok alami.

  • Parafiletik: Kelompok ini memiliki nenek moyang tunggal tetapi tidak semua keturunannya. Ini dianggap pengelompokan yang tidak lengkap dan kurang ideal.

  • Polifiletik: Ini adalah pengelompokan yang paling tidak akurat, karena anggotanya tidak memiliki nenek moyang yang sama. Kesamaan yang ada biasanya disebabkan oleh evolusi paralel, bukan kekerabatan.

Sebagai seorang peneliti, memahami kedua alat ini akan memberimu kemampuan untuk tidak hanya mengidentifikasi spesies, tetapi juga menempatkannya dalam konteks sejarah evolusinya.

Nah, coba kerjakan soal di bawah ini sebagai latihan menggunakan kunci determinasi! 


Wah, alhamdulillah, kamu sudah sampai di bagian akhir dari Persiapan Asesmen Sumatif 1. Semoga diberi kelancaran saat mengerjakan dan medapat hasil terbaik! Selamat Belajar! Salam Biologi!

Persiapan Asesmen Sumatif 1-Bagian 6

 

Klasifikasi Makhluk Hidup: Cara Ilmuwan Mengatur Kehidupan

Pernahkah kamu membayangkan bagaimana ilmuwan bisa mengenali dan membedakan jutaan spesies di dunia? Jawabannya ada pada klasifikasi makhluk hidup! Ini adalah cara cerdas untuk mengelompokkan organisme berdasarkan ciri-ciri yang mereka miliki.

Tujuan utamanya sederhana:

  1. Menyederhanakan studi: Bayangkan betapa rumitnya mempelajari satu per satu spesies tanpa ada pengelompokan.

  2. Mengenali kekerabatan: Kita jadi tahu mana spesies yang berkerabat dekat dan mana yang jauh.

  3. Memberi nama ilmiah: Setiap organisme punya nama unik yang berlaku di seluruh dunia.

Tiga Sistem Klasifikasi Utama

Ada beberapa pendekatan yang digunakan para ilmuwan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup:

  • Artifisial: Mengelompokkan berdasarkan ciri yang mudah dilihat atau manfaatnya bagi manusia. Contoh: mengelompokkan tumbuhan obat dan tumbuhan hias.

  • Alami: Mengelompokkan berdasarkan banyak persamaan ciri-ciri fisik dan anatomi yang alami.

  • Filogenetik: Ini adalah sistem modern yang mengelompokkan berdasarkan hubungan evolusi dan kekerabatan genetik, seperti yang terlihat dari DNA mereka.


Aturan Binomial Nomenklatur (Sistem Nama Ilmiah)

Setiap makhluk hidup punya nama ilmiah yang unik dan universal. Aturan ini, yang dicetuskan oleh Bapak Taksonomi Carolus Linnaeus, disebut binomial nomenklatur. Aturannya gampang diingat:

  1. Terdiri dari Dua Kata:

    • Kata pertama menunjukkan Genus, dan diawali dengan huruf kapital.

    • Kata kedua menunjukkan spesies, dan ditulis dengan huruf kecil semua.

  2. Ditulis Miring atau Digarisbawahi:

    • Jika diketik, nama ilmiah harus dicetak miring, misalnya: Homo sapiens.

    • Jika ditulis tangan, nama tersebut harus digarisbawahi secara terpisah, contoh: Homo sapiens.

  3. Nama Penulis (Otoritas)

    • Nama ilmiah seringkali diikuti dengan singkatan nama penemu atau orang yang pertama kali mendeskripsikan spesies tersebut. Namun, bagian ini biasanya tidak dicetak miring atau digarisbawahi.
    • Contoh: Zea mays L.


Urutan Takson: Dari Umum ke Khusus

Klasifikasi memiliki tingkatan yang disebut takson. Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak anggotanya namun semakin sedikit persamaannya. Sebaliknya, semakin rendah tingkatannya, semakin sedikit anggotanya namun semakin banyak persamaannya. Urutan dari yang paling umum ke yang paling spesifik adalah:

KingdomDivisio/FilumKelasOrdoFamiliaGenusSpesies

Sebagai contoh, urutan takson untuk manusia adalah:

  • Kingdom: Animalia

  • Filum: Chordata

  • Kelas: Mammalia

  • Ordo: Primata

  • Familia: Hominidae

  • Genus: Homo

  • Spesies: sapiens

Dengan memahami klasifikasi, kita bisa melihat bahwa setiap makhluk hidup memiliki tempatnya dalam pohon kehidupan, menunjukkan betapa rumit namun teraturnya alam semesta ini.

Yuk tes kemampuanmu dengan mengerjakan kuis berikut!



Apakah sudah kamu kuasai semuanya?
Semangat Belajar Ya !
Salam Biologi!

Persiapan Asesmen Sumatif 1 - Bagian 5


 

Pelestarian Keanekaragaman Hayati: Melindungi Bumi Kita

Indonesia memiliki kekayaan alam yang menakjubkan namun tidak dapat dipungkiri adanya ancaman besar yang dihadapi alam. Keanekaragaman hayati kita, dari gen hingga ekosistem, kini berada dalam bahaya.

Lalu, apa saja ancamannya? Dan, bagaimana cara kita melindunginya? Yuk, kita bahas!

Ancaman untuk Biodiversitas

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Sebagian besar di antaranya disebabkan oleh aktivitas manusia yang kurang bertanggung jawab. Ancaman utama tersebut meliputi:

  • Deforestasi: Pembukaan hutan secara besar-besaran, misalnya untuk lahan pertanian, menyebabkan hilangnya habitat asli hewan dan tumbuhan.

  • Perburuan Liar: Aktivitas ilegal ini mengancam kelangsungan hidup satwa langka, seperti harimau, gajah, dan badak.

  • Pencemaran: Limbah dari industri, pertanian, dan rumah tangga mencemari air, udara, dan tanah, yang merusak ekosistem dan mengancam kehidupan di dalamnya.

  • Perubahan Iklim: Perubahan suhu ekstrem dan bencana alam yang tak terduga dapat mengubah habitat, yang sulit diadaptasi oleh banyak spesies.

Cara Melestarikan Keanekaragaman Hayati

Untuk menjaga kekayaan alam ini, para ilmuwan telah mengembangkan dua strategi pelestarian utama:

1. Pelestarian In Situ

Pelestarian in situ artinya menjaga dan melindungi spesies di dalam habitat aslinya. Ini adalah cara paling efektif untuk menjaga ekosistem secara utuh, karena organisme dapat terus berinteraksi dengan lingkungannya secara alami.

  • Contoh:

    • Suaka Margasatwa: Kawasan yang dikhususkan untuk perlindungan hewan langka.

    • Taman Nasional: Kawasan yang dilindungi untuk tujuan rekreasi dan pendidikan.

    • Cagar Alam: Kawasan yang melindungi tumbuhan, hewan, dan ekosistem khas yang ada di dalamnya.

2. Pelestarian Ex Situ

Pelestarian ex situ artinya melindungi spesies di luar habitat aslinya. Cara ini biasanya dilakukan ketika habitat asli sudah rusak parah, atau ketika populasi spesies tersebut sangat sedikit dan terancam punah.

  • Contoh:

    • Kebun Raya: Tempat pelestarian tumbuhan yang biasanya memiliki koleksi beragam dari seluruh dunia.

    • Kebun Binatang: Tempat pelestarian hewan untuk tujuan konservasi, edukasi, dan penelitian.

    • Bank Gen: Fasilitas untuk menyimpan materi genetik seperti biji-bijian atau sperma.

Dengan memahami ancaman dan cara pelestarian ini, kita bisa menjadi bagian dari solusi untuk menjaga Bumi. Aksi kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan atau mendukung kampanye konservasi sangat berarti untuk melindungi masa depan keanekaragaman hayati kita.

Mari uji pemahamanmu dengan mengerjakan soal berikut!



Semoga kamu sudah lebih menguasai materi ini ya! 
Jangan sungkan untuk bertanya jika ada hal-hal yang tidak kamu pahami!
Selamat Belajar! Salam Biologi!

Jumat, 19 September 2025

Persiapan Asesmen Sumatif 1 - Bagian 4

 

Mengenal Keanekaragaman Hayati: Dari Gen Hingga Ekosistem

Keanekaragaman hayati, atau biodiversitas, adalah kekayaan luar biasa dari semua bentuk kehidupan di Bumi. Ia mencakup jutaan jenis makhluk hidup, dari yang tak kasat mata hingga yang paling raksasa. Memahami keanekaragaman ini penting karena ia adalah penopang kehidupan kita.

Yuk, kita bedah tiga tingkatan utama keanekaragaman hayati!

1. Tingkat Gen

Ini adalah tingkat yang paling dasar, yaitu variasi genetik di dalam satu spesies yang sama. Anggap saja seperti perbedaan warna rambut, tinggi badan, atau golongan darah pada manusia. Variasi ini membuat setiap individu unik.

Contoh:

  • Beragam varietas mangga: mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gedong gincu.

  • Banyaknya ras anjing: husky, golden retriever, poodle.

2. Tingkat Spesies

Ini adalah perbedaan antar spesies yang berbeda, yaitu perbedaan ciri-ciri fisik dan genetik yang membuat satu jenis makhluk hidup tidak bisa kawin dengan jenis lain.

Contoh:

  • Kucing, harimau, dan singa—meskipun sama-sama keluarga kucing, mereka adalah spesies yang berbeda.

  • Padi, jagung, dan gandum—semuanya tanaman, tapi spesiesnya berbeda.

3. Tingkat Ekosistem

Ini adalah tingkat tertinggi yang mencakup variasi ekosistem atau habitat di Bumi. Setiap ekosistem memiliki ciri khasnya sendiri yang dihuni oleh komunitas makhluk hidup tertentu. Perbedaan kondisi seperti iklim, tanah, dan air menciptakan berbagai jenis ekosistem yang unik.

Contoh:

Hutan Hujan Tropis

  • Iklim: Panas dan lembab sepanjang tahun dengan curah hujan sangat tinggi.
  • Keanekaragaman: Memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di Bumi.
  • Tumbuhan: Terdapat pohon-pohon berkanopi lebat yang membentuk lapisan-lapisan.
  • Hewan: Dihuni oleh orangutan, harimau, berbagai jenis burung, dan serangga.

Padang Rumput

  • Iklim: Kering dengan curah hujan rendah dan musiman.
  • Tumbuhan: Didominasi oleh rumput dan semak-semak, jarang ada pohon besar.
  • Hewan: Merupakan habitat bagi hewan herbivora besar seperti zebra dan gajah, serta predator seperti singa dan cheetah.
  • Karakteristik: Memiliki lahan yang luas, terbuka, dan relatif datar.

Terumbu Karang

  • Lokasi: Ditemukan di perairan laut dangkal dan hangat.
  • Struktur: Dibangun oleh karang yang berfungsi sebagai 'pembangun ekosistem'.
  • Kehidupan: Merupakan habitat bagi berbagai spesies ikan, biota laut, dan alga.
  • Fungsi: Bertindak sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari erosi.

Gurun

  • Iklim: Sangat ekstrem, panas di siang hari dan dingin di malam hari.
  • Tumbuhan: Ditemukan tanaman yang bisa menyimpan air seperti kaktus dan semak berduri.
  • Curah Hujan: Sangat sedikit dan tidak menentu.
  • Hewan: Dihuni oleh hewan yang aktif di malam hari seperti unta, kadal, dan rubah fennec.

Hutan Gugur (Hutan Konifer)

  • Iklim: Memiliki empat musim yang jelas, dengan musim dingin bersalju.
  • Tumbuhan: Didominasi oleh pohon pinus dan cemara yang daunnya tidak gugur.
  • Karakteristik: Tanah sering kali tertutup salju tebal saat musim dingin.
  • Hewan: Menjadi habitat bagi beruang, serigala, rusa, dan hewan pengerat.
Mari uji pemahamanmu dengan mengerjakan kuis berikut!


Setelah mengerjakan kuis, apakah masih ada yang ingin kamu ketahui? Tanyakan melalui kolom komentar ya! Selamat Belajar! Salam Biologi!

Persiapan Asesmen Sumatif 1 - Bagian 3

 


Metode Ilmiah: 

Cara Cerdas Mencari Jawaban

Pernahkah kamu penasaran kenapa suatu hal bisa terjadi? Nah, para ilmuwan punya cara khusus untuk mencari jawabannya, yaitu dengan metode ilmiah! Ini adalah serangkaian langkah sistematis yang membantu kita memecahkan masalah dengan cara yang logis dan terpercaya.

Anggap saja kamu seorang detektif sains. Setiap langkah adalah petunjuk yang membawamu pada kesimpulan yang akurat.

Enam Langkah Metode Ilmiah

Sebelum Memulai Penelitian: Tahap Persiapan

1. Mengenali Masalah (Observasi)

Langkah pertama adalah mengamati lingkungan sekitarmu dan menemukan hal yang membuatmu penasaran. Kamu bisa menggunakan indra, seperti melihat atau mengukur sesuatu. Ingat, observasi bukan meramal, melainkan mengumpulkan fakta.

2. Merumuskan Masalah

Setelah observasi, ubah rasa penasaranmu menjadi pertanyaan yang jelas. Misalnya, bukan hanya "kenapa tanaman layu?", tapi "Apakah intensitas cahaya memengaruhi pertumbuhan tanaman tomat?".

3. Membuat Hipotesis

Ini adalah bagian "dugaan cerdas". Berikan jawaban sementara atas pertanyaanmu, berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Contoh: "Jika tanaman tomat diberi cahaya yang cukup, maka pertumbuhannya akan lebih baik."

Saat Proses Penelitian Berlangsung: Tahap Eksperimen

4. Melakukan Eksperimen

Ini adalah inti dari metode ilmiah! Lakukan percobaan untuk menguji hipotesis yang sudah kamu buat. Di sinilah kamu akan mengendalikan variabel (faktor yang dapat diubah) untuk melihat hasilnya.

5. Mengumpulkan dan Menganalisis Data

Selama eksperimen, catat semua data dengan teliti. Setelah selesai, kumpulkan dan analisis datanya. Kamu bisa menggunakan tabel atau grafik untuk melihat pola dari hasil eksperimenmu.

Setelah Penelitian Selesai: Tahap Akhir

6. Menarik Kesimpulan

Bandingkan hasil eksperimenmu dengan hipotesis awal. Apakah hipotesismu benar atau salah? Kesimpulan ini akan menjawab pertanyaan yang kamu ajukan di awal.

7. Melaporkan Hasil

Bagikan temuanmu kepada orang lain. Laporan ini bisa dalam bentuk jurnal ilmiah, presentasi, atau bahkan postingan blog. Tujuannya agar orang lain bisa memverifikasi atau melanjutkan penelitianmu.

Dengan memahami seluruh langkah ini, kamu tidak hanya bisa memecahkan misteri di laboratorium, tapi juga melatih cara berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, siap untuk menjadi detektif sains berikutnya? 

Mari uji pemahamanmu dengan kuis berikut!



Apa kamu sudah memahami langkah-langkah metode ilmiah? 
Dapat disimpulkan:

Langkah-langkah Metode Ilmiah:

  1. Observasi → mengenali masalah.

  2. Merumuskan masalah.

  3. Membuat hipotesis (dugaan sementara).

  4. Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.

  5. Mengumpulkan & menganalisis data.

  6. Membuat kesimpulan.

Diakhiri dengan penyusunan laporan. 

Oke, jika masih ada yang mau ditanyakan silakan tulis di komentar ya...
Salam Biologi!!!

Persiapan Asesmen Sumatif 1 - Bagian 2

 

Mengenal Hirarki Kehidupan: Dari Molekul Sampai Biosfer

Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana semua makhluk hidup di dunia ini bisa tersusun? Jawabannya ada di dalam tingkatan organisasi kehidupan dalam ilmu biologi!

Bayangkan saja seperti menyusun balok-balok LEGO. Kamu mulai dari balok terkecil, menyatukannya menjadi bentuk yang lebih besar, dan akhirnya menjadi sebuah bangunan utuh. Nah, kehidupan juga punya "tingkatan" seperti itu. Mari kita bedah satu per satu!

1. Tingkat Terkecil: Pondasi Kehidupan

Semuanya berawal dari yang tak terlihat, yaitu molekul. Ini adalah partikel paling dasar. Molekul-molekul ini kemudian berkumpul membentuk organel, seperti "mesin-mesin" kecil yang bekerja di dalam pabrik.

Pabrik itu tak lain adalah sel! Sel adalah unit terkecil dari kehidupan. Tanpa sel, tidak ada kehidupan. Jadi, sel adalah pondasi utamanya.

2. Tingkat Tengah: Dari Sel Menjadi Makhluk Hidup

Setelah sel terbentuk, mereka tidak bekerja sendiri. Sel-sel yang punya fungsi serupa akan berkumpul membentuk jaringan. Contohnya, jaringan otot yang ada di tubuh kita. Kumpulan jaringan ini kemudian membentuk organ, seperti jantung atau paru-paru.

Nah, organ-organ ini tidak bekerja sendirian, mereka saling berkoordinasi dalam sistem organ. Misalnya, sistem pencernaan yang terdiri dari lambung, usus, dan organ lainnya. Semua sistem organ ini bersatu membentuk satu kesatuan utuh: individu (kamu, aku, atau seekor kucing).

3. Tingkat Terbesar: Interaksi di Alam Semesta

Sekarang, kita melihat gambaran yang lebih besar.

  • Satu kelompok individu sejenis, seperti sekumpulan gajah di savana, disebut populasi.

  • Ketika gajah ini berinteraksi dengan populasi zebra, singa, dan tumbuhan di tempat yang sama, mereka membentuk komunitas.

  • Tambahkan faktor lingkungan tak hidup seperti air, tanah, dan cahaya matahari ke dalam komunitas itu, maka jadilah ekosistem.

  • Gabungan dari ekosistem yang serupa di wilayah geografis yang luas, seperti gurun atau hutan hujan, disebut bioma.

  • Dan terakhir, semua bioma yang ada di Bumi, dari daratan hingga lautan, membentuk tingkatan tertinggi yaitu biosfer. Ini adalah totalitas kehidupan di planet kita.

Dengan memahami tingkatan ini, kita bisa melihat bahwa setiap makhluk hidup dan lingkungannya saling terhubung, dari yang terkecil hingga terbesar. Sungguh menakjubkan, bukan?

Kesimpulan:

Tingkatan organisasi kehidupan dari paling kecil ke besar:
Molekul → Organel → Sel → Jaringan → Organ → Sistem organ → Individu → Populasi → Komunitas → Ekosistem → Bioma → Biosfer

Mari uji pemahamanmu dengan mengerjakan soal-soal berikut!




Mudah bukan? Yuk sampaikan  pertanyaanmu di kolom komentar atau minta penjelasan pada Mrs.Ticha bila masih ada yang belum dipahami! Salam Biologi!