Guru Asyik

Ngajarnya Asyik Belajar Makin Asyik.

Mentoring Diet Online Mrs.Ticha

Mentoring Diet Berbasis Hypnoteraphy.

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog)

Kegiatan yang diprakarsai oleh IKatan Guru Indonesia dalam rangka meningkatkan keterampilan penguasaan teknologi guru berbasis blog.

Senin, 19 Agustus 2024

Katabolisme Karbohidrat: Membongkar Energi dari Makanan

Apa itu Katabolisme Karbohidrat?

Katabolisme karbohidrat adalah proses pemecahan molekul karbohidrat kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti glukosa. Proses ini menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh sel untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti bergerak, tumbuh, dan bereaksi terhadap rangsangan. 

Mengapa Katabolisme Karbohidrat Penting?

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh kita. Melalui katabolisme, energi yang tersimpan dalam ikatan kimia karbohidrat dilepaskan dan diubah menjadi ATP (Adenosin Trifosfat), yang merupakan "mata uang energi" sel. Katabolisme karbohidrat pada dasarnya adalah rangkaian reaksi yang bertujuan untuk mengubah glukosa (C₆H₁₂O₆) menjadi energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat).

Tahapan Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme karbohidrat secara umum terdiri dari beberapa tahap:

Pencernaan:

  • Karbohidrat kompleks (seperti pati dan sukrosa) dalam makanan kita dipecah menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) oleh enzim pencernaan di mulut, lambung, dan usus.
  • Monosakarida ini kemudian diserap oleh usus dan dibawa ke darah. Darah kemudian mengedarkan ke setiap sel dalam tubuh kita.
Net reactions for glycolysis of glucose, oxidative decarboxylation of pyruvate, and Krebs cycle.


Glikolisis: 

This illustration shows the ten primary steps of glycolysis.
Gambar Skema Glikolisis
    • Glikolissis terjadi di sitosol sel. 
    • Satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul piruvat  (C₃H₄O₃), dan menghasilkan sejumlah kecil enegi berupa 2 molekul ATP dan 2 molekul NADH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide, pembawa elektron).

Tahapan Glikolisis:

    1. Fase investasi energi: Glukosa dikonversi menjadi fruktosa-1,6-bifosfat melalui penambahan dua molekul ATP.
    2. Fase pelepasan energi: Fruktosa-1,6-bifosfat dipecah menjadi dua molekul piruvat, menghasilkan ATP dan NADH.

Dekarboksilasi Oksidatif:

  • Jika ada oksigen yang cukup, piruvat akan masuk ke dalam mitokondria dan mengalami dekarboksilasi oksidatif.
  • Pada tahap ini, piruvat diubah menjadi asetil-CoA, sambil melepaskan CO₂ dan menghasilkan NADH.

Siklus Krebs:

  • Asetil-CoA akan memasuki siklus Krebs, sebuah rangkaian reaksi yang menghasilkan sejumlah besar NADH, FADH₂(Flavin Adenine Dinucleotide), dan ATP.

Tahapan Siklus Krebs:

  1. Asetil-KoA bergabung dengan oksaloasetat membentuk sitrat (asam sitrat).
  2. Melalui serangkaian reaksi, sitrat direduksi kembali menjadi oksaloasetat, sambil menghasilkan CO₂, NADH, FADH₂, dan ATP.
  3. CO₂ juga dilepaskan sebagai produk sampingan.Citric acid cycle noi

Fosforilasi Oksidatif:


  • NADH dan FADH₂ yang dihasilkan dari tahap sebelumnya akan membawa elektron ke rantai transpor elektron dalam membran dalam mitokondria.
  • Energi dari elektron digunakan untuk memompa proton (H+) melintasi membran mitokondria, menghasilkan gradien proton.
  • Gradien proton ini kemudian digunakan oleh enzim ATP sintase untuk mensintesis ATP dalam jumlah yang sangat besar.
  • Tahap ini menghasilkan energi terbesar, yakni sekitar 34 ATP per molekul glukosa.Illustration of the electron transport chain and chemiosmosis during oxidative phosphorylation

Katabolisme Karbohidrat dalam Kondisi Anaerobik

Ketika tubuh kekurangan oksigen (seperti saat melakukan olahraga berat), glikolisis adalah satu-satunya sumber ATP. Dalam kondisi anaerobik, piruvat dari glikolisis akan dikonversi menjadi asam laktat (laktat) melalui fermentasi. Akumulasi laktat inilah yang menyebabkan rasa sakit pada otot setelah berolahraga.

Fermentasi alkohol juga merupakan contoh katabolisme karbohidrat dalam kondisi anaerobik yang terjadi pada ragi, di mana glukosa diubah menjadi etanol dan karbon dioksida.

Hubungan dengan Kehidupan Sehari-hari

Proses katabolisme karbohidrat terjadi sepanjang waktu dalam tubuh kita, baik saat kita makan maupun saat beristirahat. Makanan yang kita konsumsi, terutama yang kaya akan karbohidrat seperti nasi, roti, dan pasta, akan dipecah menjadi glukosa dan kemudian masuk ke jalur metabolisme untuk menghasilkan energi.

Ketika seseorang menjalankan diet rendah karbohidrat, tubuh akan mulai memecah lemak dan protein untuk menghasilkan energi melalui jalur alternatif, seperti glukoneogenesis. Ini adalah contoh bagaimana tubuh dapat menyesuaikan kebutuhan energi sesuai dengan kondisi yang ada.

Kesimpulan

Katabolisme karbohidrat adalah proses penting yang terjadi dalam setiap sel tubuh kita, memungkinkan kita untuk mendapatkan energi dari makanan yang kita konsumsi. Dengan memahami proses ini, kita bisa lebih menghargai pentingnya asupan karbohidrat dalam diet kita dan bagaimana tubuh kita mengubah nutrisi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.

Ringkasan

Proses katabolisme karbohidrat merupakan suatu rangkaian reaksi kompleks yang melibatkan berbagai enzim dan organel sel. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang dibutuhkan oleh sel untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. 

Sabtu, 17 Agustus 2024

Enzim: Pahlawan Tak Terlihat di Tubuh Kita

Apa itu Enzim?

Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalisator reaksi kimia di dalam tubuh kita. Bayangkan enzim seperti tukang kunci yang sangat spesifik. Setiap enzim hanya bisa membuka "gembok" tertentu, yaitu substrat. Substrat adalah molekul yang akan diubah oleh enzim menjadi produk baru.

Struktur Enzim

Struktur enzim sangat unik dan kompleks. Enzim terdiri dari protein, yang tersusun oleh rantai panjang asam amino yang dilipat menjadi struktur tiga dimensi. Bagian yang paling penting dari enzim adalah sisi aktif, tempat di mana substrat (molekul yang akan diubah) berikatan. Struktur enzim terdiri dari:

  • Apoenzim: Bagian protein dari enzim.
  • Kofaktor: Molekul non-protein yang diperlukan oleh beberapa enzim untuk berfungsi. Kofaktor bisa berupa ion logam (seperti Zn²⁺, Mg²⁺) atau molekul organik kecil yang disebut koenzim (misalnya NAD⁺, FAD).
  • Holoenzim: Kombinasi dari apoenzim dan kofaktor yang sudah aktif.

Jenis-Jenis Enzim

Berdasarkan fungsinya, enzim dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:

  • Oksidoreduktase: Mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi (pemindahan elektron).Contoh: dehidrogenase.
  • Transferase: Mengkatalisis pemindahan gugus fungsional dari satu molekul ke molekul lain. Contoh: transaminase.
  • Hidrolase: Mengkatalisis reaksi hidrolisis (pemecahan molekul dengan penambahan air). Contoh: amilase (memecah pati menjadi gula).
  • Liase: Mengkatalisis pembentukan ikatan rangkap atau cincin. Contoh: amilase (memecah pati menjadi gula).
  • Isomerase: Mengkatalisis perubahan susunan isomer dalam suatu molekul. Contoh: fosfohekso isomerase.
  • Ligase: Mengkatalisis pembentukan ikatan antara dua molekul dengan menggunakan energi dari ATP. Contoh: DNA ligase.

Cara Kerja Enzim


212 Enzymes-01
Gambar Energi Aktivasi dengan Enzim (kiri) dan Energi Aktivasi tanpa Enzim

Enzim bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi suatu reaksi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk memulai suatu reaksi. Dengan adanya enzim, reaksi kimia dapat berlangsung lebih cepat dan efisien. Percepatan reaksi oleh enzim dapat mencapai jutaan kali lebih cepat. Contohnya hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Tanpa enzim reaksi perlu menunggu berhari-hari, namun dengan enzim sukrase hanya dibutuhkan hitungan detik saja. 

Proses kerja enzim secara umum:

  1. Substrat berikatan dengan enzim: Substrat masuk ke dalam bagian aktif enzim dan membentuk kompleks enzim-substrat.
  2. Terjadi perubahan bentuk enzim: Ikatan antara enzim dan substrat menyebabkan perubahan bentuk enzim, sehingga mempermudah terjadinya reaksi.
  3. Terbentuk produk: Substrat diubah menjadi produk, dan produk terlepas dari enzim.
  4. Enzim siap digunakan kembali: Enzim kembali ke bentuk semula dan siap mengkatalisis reaksi berikutnya.

Enzim bekerja melalui mekanisme yang dikenal sebagai kunci dan gembok atau model induksi fit:

  • Model Kunci dan Gembok: Hanya substrat yang sesuai dengan bentuk situs aktif enzim yang dapat berikatan dengan enzim, seperti kunci yang hanya bisa membuka gembok tertentu.

  • Model Induksi Fit: Ketika substrat mendekati enzim, situs aktif enzim akan berubah bentuk untuk "menyesuaikan" substrat dengan lebih baik.

CNX Chem 12 07 Enzyme 

  Sifat Enzim

  • Spesifisitas: Enzim sangat spesifik terhadap substrat yang mereka katalisis. Misalnya, enzim sukrase hanya bekerja pada sukrosa, bukan laktosa.

  • Efisiensi Tinggi: Enzim mempercepat reaksi hingga jutaan kali lebih cepat daripada yang terjadi secara spontan.

  • Termolabilitas: Enzim umumnya bekerja paling optimal pada suhu tubuh (sekitar 37°C) dan kehilangan aktivitasnya pada suhu yang terlalu tinggi atau rendah.

  • pH Optimal: Setiap enzim memiliki pH optimal. Misalnya, enzim di lambung bekerja di pH asam, sedangkan enzim di usus bekerja di pH basa.

Berbagai Macam Enzim di Tubuh

Tubuh kita memiliki ribuan jenis enzim yang berperan dalam berbagai proses metabolisme, seperti:

  • Enzim pencernaan: Membantu memecah makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap tubuh. Contoh: 
    1. Amilase: Mengkatalisis pemecahan pati menjadi maltosa di mulut.
    2. Lipase: Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol di usus.
    3. Protease: Memecah protein menjadi asam amino di lambung dan usus.
    4. Pepsin: Enzim yang ada di lambung dan memecah protein dalam lingkungan asam.
    5. Laktase: Memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa di usus kecil.
  • Enzim metabolisme energi: Mengubah nutrisi menjadi energi yang dibutuhkan oleh sel. Contoh: enzim dalam siklus Krebs.
  • Enzim replikasi DNA: Membantu dalam proses penggandaan DNA., seperti DNA polimerase.
  • Enzim transkripsi: Membantu dalam proses pembentukan RNA dari DNA.

Gangguan pada Enzim

Ketika enzim tidak berfungsi dengan baik, bisa terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan berbagai penyakit. Beberapa gangguan enzim meliputi:

    1. Intoleransi Laktosa: Disebabkan oleh kekurangan enzim laktase, yang diperlukan untuk memecah laktosa dalam susu. Orang yang tidak memiliki cukup laktase mengalami kembung, diare, dan kram perut setelah mengonsumsi produk susu.

    2. Fenilketonuria (PKU): Gangguan genetik ini disebabkan oleh kekurangan enzim fenilalanin hidroksilase, yang memetabolisme fenilalanin (asam amino). Akumulasi fenilalanin yang tidak terurai dapat menyebabkan kerusakan otak dan keterbelakangan mental.

    3. Tay-Sachs: Ini adalah gangguan genetik yang disebabkan oleh kekurangan enzim heksosaminidase A, yang diperlukan untuk memecah lemak tertentu. Akumulasi lemak ini merusak sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

    4. Gaucher Disease: Kekurangan enzim glukoserebrosidase menyebabkan akumulasi lemak di berbagai organ tubuh, seperti hati, limpa, dan sumsum tulang. Ini bisa menyebabkan pembesaran organ dan gangguan fungsi.

    5. Defisiensi G6PD: Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase menyebabkan sel darah merah lebih rentan terhadap kerusakan oksidatif, memicu anemia hemolitik saat seseorang terpapar bahan tertentu seperti obat-obatan atau makanan.

Kesimpulan

Enzim memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh kita. Dari proses pencernaan makanan hingga pembentukan DNA, enzim memungkinkan semua reaksi kimia ini terjadi dengan cepat dan efisien. Ketika enzim tidak bekerja dengan baik, itu dapat menyebabkan gangguan yang mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, memahami enzim bukan hanya penting dalam konteks biologi, tetapi juga dalam pemahaman kesehatan dan penyakit manusia.


Metabolisme dan Enzim: Rahasia Tubuh yang Bekerja Nonstop



Pernahkah kamu merasa lapar setelah beraktivitas seharian? Atau merasa berenergi setelah makan makanan favoritmu? Semua itu berkaitan dengan proses yang terjadi di dalam tubuh kita, yaitu metabolisme. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi-reaksi ini sangat kompleks dan melibatkan ribuan jenis molekul yang berbeda. Reaksi kimia tersebut memungkinkan terjadinya perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup yang memanfaatkannya. 

Secara sederhana, metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh untuk menjaga kehidupan. Metabolisme terbagi menjadi dua jenis utama:

  1. Anabolisme: Proses membangun molekul besar dari molekul kecil. Contoh: Sintesis protein dari asam amino, seperti saat otot kita terbentuk setelah berolahraga.

  2. Katabolisme: Proses memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil, melepaskan energi. Contoh: Saat tubuh kita memecah glukosa menjadi energi saat berolahraga atau beraktivitas.

Untuk mengatur semua reaksi kimia yang rumit ini, tubuh kita memiliki "alat bantu" yang sangat istimewa, yaitu enzim. Enzim adalah biokatalis yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh tanpa ikut bereaksi.'

Gambar Struktur Enzim
Sumber: Wikipedia

Bagaimana Enzim Bekerja?

Bayangkan enzim seperti kunci, dan molekul yang mereka ubah disebut substrat, seperti gembok. Hanya gembok (substrat) yang tepat yang dapat dimasuki kunci (enzim). Begitu gembok terbuka (reaksi terjadi), enzim akan siap membuka gembok lainnya.

Ketika kamu makan roti, enzim di dalam mulutmu, amilase, mulai memecah pati menjadi gula sederhana yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini terjadi tanpa kita sadari, tapi proses ini memungkinkan tubuh kita memperoleh energi dengan cepat.

Peran Enzim dalam Metabolisme

  • Menurunkan energi aktivasi: Enzim mempercepat reaksi dengan menurunkan energi yang dibutuhkan untuk memulai reaksi.
  • Spesifisitas: Setiap enzim hanya bekerja pada substrat tertentu (seperti kunci dan gembok).
  • Dipengaruhi oleh faktor lingkungan: Suhu, pH, dan konsentrasi enzim dan substrat dapat mempengaruhi aktivitas enzim.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

  1. Suhu: Enzim bekerja optimal pada suhu tubuh (sekitar 37°C). Terlalu panas atau terlalu dingin dapat menghambat fungsi enzim.

  2. pH: Setiap enzim memiliki pH optimal. Misalnya, pepsin, enzim yang mencerna protein di lambung, bekerja paling baik pada pH asam.

  3. Konsentrasi Enzim dan Substrat: Semakin banyak enzim dan substrat, semakin cepat reaksi sampai titik tertentu, setelah itu laju reaksi akan stabil.

Kesimpulan

Metabolisme dan enzim adalah bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Mereka mengatur setiap proses di dalam tubuh, dari menghasilkan energi hingga memperbaiki sel. Dengan memahami bagaimana tubuh bekerja melalui lensa metabolisme dan enzim, kita dapat lebih menghargai pentingnya menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan menjaga keseimbangan hidup.

Sabtu, 10 Agustus 2024

Siklus Hidup yang Menakjubkan: Pergiliran Bentuk dari Satu Generasi ke Generasi

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses alami yang dialami oleh semua makhluk hidup, termasuk hewan. Proses ini melibatkan perubahan ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh seiring berjalannya waktu. Pada hewan, pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi melalui berbagai mekanisme, seperti regenerasi, metamorfosis, dan metagenesis. Mri kita ulas satu persatu!

Regenerasi

Regenerasi adalah kemampuan suatu organisme untuk mengganti bagian tubuh yang hilang atau rusak. Kemampuan regenerasi ini bervariasi antar spesies.

  • Jenis Regenerasi:

    • Regenerasi Fisiologis: Penggantian sel-sel tubuh secara rutin, seperti penggantian sel kulit.
    • Regenerasi Morfologis: Pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang, seperti ekor pada kadal atau kaki pada bintang laut.
  • Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi:

    • Jenis Hewan: Beberapa hewan memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik daripada yang lain.
    • Usia: Hewan muda umumnya memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik daripada hewan dewasa.
    • Jenis Jaringan: Jaringan yang lebih sederhana, seperti epitel, umumnya lebih mudah beregenerasi dibandingkan jaringan yang lebih kompleks, seperti saraf.

Metamorfosis

Butterfly life cycle diagram in English

Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk yang sangat mencolok pada hewan selama siklus hidupnya. Metamorfosis biasanya melibatkan perubahan bentuk tubuh, fisiologi, dan perilaku.
  • Jenis Metamorfosis:

    • Metamorfosis Sempurna: Terdapat tahap larva yang berbeda secara signifikan dari bentuk dewasa. Contoh: kupu-kupu, katak.
    • Metamorfosis Tidak Sempurna: Perubahan bentuk tidak terlalu drastis, dan larva menyerupai bentuk dewasa dalam bentuk yang lebih kecil. Contoh: belalang, capung.
  • Tahapan Metamorfosis (Contoh pada Kupu-kupu):

    • Telur: Telur menetas menjadi larva (ulat).
    • Larva: Larva tumbuh dan mengalami beberapa kali pergantian kulit (molting).
    • Pupa: Larva berubah menjadi pupa (kepompong) di dalam kepompong.
    • Imago: Pupa berkembang menjadi kupu-kupu dewasa.

Metagenesis

Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi seksual dan aseksual dalam siklus hidup suatu organisme.

  • Proses Metagenesis:

    • Generasi Seksual: Individu menghasilkan gamet (sel kelamin) yang akan bersatu membentuk zigot.
    • Generasi Aseksual: Zigot berkembang menjadi individu baru tanpa melalui proses pembuahan. Individu ini kemudian akan menghasilkan gamet secara seksual.
  • Contoh Metagenesis:

    • Ubur-ubur: Fase seksual berupa medusa (ubur-ubur dewasa) yang menghasilkan gamet. Zigot berkembang menjadi larva planula yang kemudian menempel pada substrat dan membentuk polip. Polip akan bereproduksi secara aseksual menghasilkan medusa baru.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

  • Faktor Genetik: Gen menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan suatu individu.
  • Faktor Lingkungan: Nutrisi, suhu, cahaya, dan faktor lingkungan lainnya dapat mempengaruhi laju dan pola pertumbuhan.
  • Hormon: Hormon berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan, seperti hormon pertumbuhan.

Memahami Rahasia Pertumbuhan dan Perkembangan: Dari Zigot hingga Dewasa

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana seorang bayi yang mungil bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar? Atau bagaimana seekor ulat bulu bisa berubah menjadi kupu-kupu yang cantik? Proses menakjubkan inilah yang kita sebut sebagai pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran atau volume sel, jaringan, atau organisme secara keseluruhan. Sederhananya, pertumbuhan membuat kita semakin besar dan tinggi. Sementara itu, perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan yang melibatkan perubahan struktur, fungsi, dan kemampuan. Perkembangan membuat kita tidak hanya bertambah besar, tetapi juga menjadi lebih kompleks dan mampu melakukan hal-hal baru.

Pertumbuhan dan perkembangan sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, ketika kita memilih makanan, kita harus memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Ketika kita berolahraga, kita membantu tubuh kita tumbuh lebih kuat dan sehat. Bahkan, ketika kita merawat tanaman atau hewan peliharaan, kita juga mengamati proses pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia



Perjalanan hidup manusia dimulai dari sebuah sel tunggal yang disebut zigot. Zigot ini kemudian akan mengalami pembelahan dan perkembangan menjadi individu yang kompleks. Secara garis besar, tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat dibagi menjadi dua fase yaitu:

Fase Embrionik

Fase embrionik merupakan periode perkembangan sejak pembuahan sel telur oleh sperma hingga terbentuknya organ-organ tubuh yang utama. Fase ini berlangsung selama sekitar 8 minggu pertama setelah pembuahan. Fase ini meliputi tahapan morulasi-blastulasi-gastrulasi-organogenesis. Mari kita ulas satu persatu!

Tahapan Utama Fase Embrionik:

Dierlijke ontwikkeling

  1. Morulasi
    • Morulasi merupakan tahapan dibentuknya morula.
    • Dimulai dari zigot yang membelah secara mitosis berulang kali.
    • Ukuran sel menjadi semakin kecil, karena sel-sel hanya membelah.
    • Tidak terjadi  pembesaran atau pun diferensiasi sel.
    • Sel-sel hasil pembelahan disebut dengan blastomer (bakal blastula).
    • Blastomer yang berjumlah 16 sel atau lebih disebut dengan morula.
    • Zona pelusida masih ada selama morulasi untuk mencegah implantasi terlalu dini.
    • Ketika blastomer mencapai jumlah 16 sel terbentuklah bola sel padat "morula".
  2. Blastulasi:
    • Sel-sel pada morula mulai mengatur diri dan membentuk rongga di bagian tengah. Rongga ini disebut blastocoel.
    • Sel-sel  morula yang terletak di bagian luar morula akan berdiferensiasi menjadi trofoblas
    • Lapisan ini yang membantu embrio menempel pada dinding rahim dan mendapatkan nutrisi.
    • Sel-sel yang terletak di bagian dalam morula akan berdiferensiasi menjadi embrioblas atau Inner Cell Mass (ICM).
    • Embrioblas adalah kelompok sel yang akan berkembang menjadi embrio itu sendiri.
    • Hasil dari blastulasi disebut dengan blastosista.
    • Blastosista menempel dan menanamkan dirinya ke dalam dinding endometrium rahim.
    • Pada tahap ini zona pelusida lisis/hancur.
  3. Gastrulasi:
    • Didalam endometrium, blastosista terus berkembang. 
    • Embrioblas mengalami diferensiasi menjadi epiblas dan hypoblast.
    • Embrioblas mengalami diferensiasi menjadi epiblas dan hypoblast.
    • Epiblast merupakan cikal bakal semua jaringan tubuh embrio. 
    • Sel-sel epiblast akan mengalami gastrulasi dan membentuk ketiga lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm).
    • Hypoblast: Hypoblast berperan dalam pembentukan kantung kuning telur, yang berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi embrio pada tahap awal perkembangan.
    • Proses gastrulasi:
      • Pembentukan Garis Primitif: Munculnya suatu garis pada permukaan epiblast yang menandai awal migrasi sel. Garis ini akan menjadi titik pusat dari proses gastrulasi.
      • Invaginasi: Sel-sel epiblast akan mulai bergerak ke dalam melalui garis primitif. Proses pergerakan ke dalam ini disebut invaginasi.
      • Pembentukan Lapisan Germ: Sel-sel yang berinvaginasi akan membentuk tiga lapisan germinal utama utama:
        • Ektoderm: Lapisan terluar yang akan berkembang menjadi kulit, sistem saraf, rambut, kuku, dan kelenjar tertentu.
        • Mesoderm: Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi otot, tulang, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
        • Endoderm: Lapisan terdalam yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan kelenjar endokrin tertentu
Organogenesis:
  • Lapisan-lapisan lembaga berkembang menjadi organ-organ tubuh.
  • Sistem saraf mulai terbentuk, jantung mulai berdetak, dan anggota tubuh mulai terbentuk.
    Lapisan GerminalStruktur yang DibentukContoh Jaringan/Organ
    EktodermLapisan terluar embrioKulit, rambut, kuku, kelenjar keringat, sistem saraf pusat (otak, sumsum tulang belakang), sistem saraf tepi, mata, telinga dalam
    MesodermLapisan tengah embrioOtot, tulang, tulang rawan, darah, pembuluh darah, sistem ekskresi (ginjal), sistem reproduksi, lapisan dalam kulit (dermis)
    EndodermLapisan terdalam embrioLapisan dalam saluran pencernaan, lapisan dalam sistem pernapasan, hati, pankreas, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid

Fase Pasca Embrionik

Fase pasca embrionik dimulai sejak bayi lahir hingga dewasa. Pada fase ini, pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh terus berlangsung, meskipun dengan kecepatan yang berbeda-beda pada setiap tahap.

Tahapan Utama Fase Pasca Embrionik:

  • Masa Bayi:
    • Pertumbuhan fisik sangat cepat, terutama otak.
    • Perkembangan motorik dan sensorik mulai terjadi.
    • Terbentuknya ikatan emosional dengan orang tua.
  • Masa Kanak-kanak:
    • Pertumbuhan fisik terus berlangsung, meskipun tidak secepat masa bayi.
    • Perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial semakin kompleks.
    • Mulai belajar keterampilan hidup.
  • Masa Pubertas:
    • Terjadi perubahan fisik yang signifikan akibat pengaruh hormon.
    • Perkembangan organ reproduksi.
    • Munculnya ciri-ciri seks sekunder.
  • Masa Dewasa:
    • Pertumbuhan fisik melambat.
    • Perkembangan kognitif dan sosial terus berlangsung.
    • Masa reproduksi.
  • Masa Tua:
    • Terjadi penurunan fungsi organ-organ tubuh.
    • Proses penuaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fase Pasca Embrionik:

  • Genetik: Potensi pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh gen yang diwarisi.
  • Nutrisi: Asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan.
  • Hormon: Hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan hormon seks mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
  • Lingkungan: Faktor lingkungan seperti sosial, ekonomi, dan budaya juga berpengaruh.
  • Kesehatan: Penyakit atau gangguan kesehatan dapat menghambat pertumbuhan.

Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Fase Pasca Embrionik:

  • Kerdil: Pertumbuhan tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata.
  • Gigantisme: Pertumbuhan yang terlalu cepat dan menyebabkan tubuh menjadi sangat tinggi.
  • Pubertas prekoks: Pubertas yang terjadi terlalu dini.
  • Pubertas tarda: Pubertas yang terjadi terlalu lambat.
  • Gangguan makan: Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa dapat menghambat pertumbuhan.